Senin, 25 Maret 2013

pengorbananORANGTUA

saya dan istriku yang sehari-hari saya panggil ibu,

sedang merencanakan masa depan, untuk kedua anakku yaitu,

Irfan dan Dewi.


"bu.., anak kita si Irfan sebentar lagi, dia 'kan kuliah, Dewi pun 'kan naik

kelas 1 SMA, kita perlu banyak biaya  bu, untuk melanjutkan sekolah mereka",

"kalau kita sudah ga mampuh lagi, si Irfan suruh cari kerja aja pak, biar si

Dewi saja yang melanjutkan sekolah",

"jangan bu, bapak ingin anak-anak kita menjadi orang yang sukses,

mempunyai kerjaan yang enak, tidak seperti kita ini bu, jangan sampai anak-anak kita

nasibnya sama dengan kita bu.." ,

"iya pak, ibu juga berharap seperti itu, kalau dari penghasilan bapak dan ibu,

sepertinya tidak cukup pak, biaya untuk kuliah 'kan pasti mahal pak..",

"bagaimana bu.., kalau kita jual sawah saja bu..., ya lumayan untuk biaya

pendaftaran dan biaya 3 bulan kedepan munkin cukup bu.., nanti

kedepannya lagi kita pikirkan lagi bu.., ya mudah-mudahan kedepannya ada

rejeki buat anak-anak kita sekolah",

"amin..,iya pak, ibu setuju, ibu juga ingin melihat anak-anak kita sukses",



kami menjual sawah yang kami punya, yang hanya beberapa petak saja,

tanpa sepengatahuan anak-anak kami.

"dewi.., Irfan kemana"

"kaka belum pulang bu..",

"biasanya jam segini sudah pulang",

"munkin ada kegiatan disekolah bu..",

"......, dewi sudah sholat belum, jangan lupa sholat ya",

"iya bu.., bentar lagi dewi sholat",



sebulan kemudian,

malam hari kami berkumpul untuk membicarakan tentang sawah kami yang

telah terjual, ke dua anak kami sangat terkejut dan tidak menyangka sawah

kami dijual. setelah kami menceritakan mengapa sawah kami dijual, mereka

mengerti tentang keadaan kami dan melihat pengorbanan kami, mereka

akan menjadi lebih semangat belajar, selain itu kami pun mengingatkan pada

mereka untuk jangan melupakan sholat dan berdo'a, insyaallah Allah akan

memberikan kemudahan apa yang mereka inginkan.

kami sangat senang sekali, mempunyai kedua anak yang sangat baik,

penurut pada kami dan ku lihat mereka sangat rajin belajar dan rajin

beribadah sholat, selain itu mereka tak pernah membantah kami.


karena sekarang kami sudah tidak mempunyai sawah, saya yang biasanya

menarik becak dari pagi sampai sore, sekarang saya bekerja dari pagi

sampai malam, dan istriku yang biasanya hanya menjadi tukang cuci

pakaian, kini selain itu, bila pagi istriku berjualan nasi uduk dan gorengan,

terkadang anakku si dewi membantunya.


singkat cerita,

Irfan kuliah disalah satu fakultas dengan jurusan IT(Informasi Teknologi),

dan  Dewi Sekolah Kelas 1 SMA.


 3 bulan kemudian ,

apa yang kami khawatirkan terjadi sudah, kami kekurangan biaya untuk

sekolah anak-anak kami, akhirnya istriku sendiri yang memberikan emas

yang dia punya  untuk menjualnya, saya pun menjualnya, alhamdulillah

mencukupi untuk biaya 1 bulan, kami pun sangat bingung untuk kedepannya

nanti, apa lagi yang akan dijual.


1 bulan sudah,

saya meminjam uang pada teman-temanku, dan istriku juga meminjam uang

pada tetangga-tetangganya, pinjaman kami dapatkan, munkin hanya cukup 1

bulan saja.


kami pun mengalami sakit-sakitan tapi beruntungnya anak-anak kami sangat

pengertian, si Dewi membantu ibunya untuk berjualan, dan si Irfan, dia kuliah

sambil bekerja sebagai Office Boy.

Singkat Cerita,

Irfan sudah lulus kuliah dan sekarang dia mempunyai pekerjaan dengan Gaji 3,500,000,-, dia membantu

adiknya hingga lulus Kuliah dengan jurusan Accounting, sekarang  Dewi bekerja sebagai Accounting

dengan Gaji 3,000,000, dan istriku menjaga warung sembako  dirumah, sedangkan saya

sedang dirawat dirumah sakit.


saya menulis cerpen ini di rumah sakit.

mohon do'a nya untuk kesembuhan saya. terimakasih .



The end.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar