sedang merencanakan masa depan, untuk kedua anakku yaitu,
Irfan dan Dewi.
"bu.., anak kita si Irfan sebentar lagi, dia 'kan kuliah, Dewi pun 'kan naik
kelas 1 SMA, kita perlu banyak biaya bu, untuk melanjutkan sekolah mereka",
"kalau kita sudah ga mampuh lagi, si Irfan suruh cari kerja aja pak, biar si
Dewi saja yang melanjutkan sekolah",
"jangan bu, bapak ingin anak-anak kita menjadi orang yang sukses,
mempunyai kerjaan yang enak, tidak seperti kita ini bu, jangan sampai anak-anak kita
nasibnya sama dengan kita bu.." ,
"iya pak, ibu juga berharap seperti itu, kalau dari penghasilan bapak dan ibu,
sepertinya tidak cukup pak, biaya untuk kuliah 'kan pasti mahal pak..",
"bagaimana bu.., kalau kita jual sawah saja bu..., ya lumayan untuk biaya
pendaftaran dan biaya 3 bulan kedepan munkin cukup bu.., nanti
kedepannya lagi kita pikirkan lagi bu.., ya mudah-mudahan kedepannya ada
rejeki buat anak-anak kita sekolah",
"amin..,iya pak, ibu setuju, ibu juga ingin melihat anak-anak kita sukses",
kami menjual sawah yang kami punya, yang hanya beberapa petak saja,
tanpa sepengatahuan anak-anak kami.
"dewi.., Irfan kemana"
"kaka belum pulang bu..",
"biasanya jam segini sudah pulang",
"munkin ada kegiatan disekolah bu..",
"......, dewi sudah sholat belum, jangan lupa sholat ya",
"iya bu.., bentar lagi dewi sholat",
sebulan kemudian,
malam hari kami berkumpul untuk membicarakan tentang sawah kami yang
telah terjual, ke dua anak kami sangat terkejut dan tidak menyangka sawah
kami dijual. setelah kami menceritakan mengapa sawah kami dijual, mereka
mengerti tentang keadaan kami dan melihat pengorbanan kami, mereka
akan menjadi lebih semangat belajar, selain itu kami pun mengingatkan pada
mereka untuk jangan melupakan sholat dan berdo'a, insyaallah Allah akan
memberikan kemudahan apa yang mereka inginkan.
kami sangat senang sekali, mempunyai kedua anak yang sangat baik,
penurut pada kami dan ku lihat mereka sangat rajin belajar dan rajin
beribadah sholat, selain itu mereka tak pernah membantah kami.
karena sekarang kami sudah tidak mempunyai sawah, saya yang biasanya
menarik becak dari pagi sampai sore, sekarang saya bekerja dari pagi
sampai malam, dan istriku yang biasanya hanya menjadi tukang cuci
pakaian, kini selain itu, bila pagi istriku berjualan nasi uduk dan gorengan,
terkadang anakku si dewi membantunya.
singkat cerita,
Irfan kuliah disalah satu fakultas dengan jurusan IT(Informasi Teknologi),
dan Dewi Sekolah Kelas 1 SMA.
3 bulan kemudian ,
apa yang kami khawatirkan terjadi sudah, kami kekurangan biaya untuk
sekolah anak-anak kami, akhirnya istriku sendiri yang memberikan emas
yang dia punya untuk menjualnya, saya pun menjualnya, alhamdulillah
mencukupi untuk biaya 1 bulan, kami pun sangat bingung untuk kedepannya
nanti, apa lagi yang akan dijual.
1 bulan sudah,
saya meminjam uang pada teman-temanku, dan istriku juga meminjam uang
pada tetangga-tetangganya, pinjaman kami dapatkan, munkin hanya cukup 1
bulan saja.
kami pun mengalami sakit-sakitan tapi beruntungnya anak-anak kami sangat
pengertian, si Dewi membantu ibunya untuk berjualan, dan si Irfan, dia kuliah
sambil bekerja sebagai Office Boy.
Singkat Cerita,
Irfan sudah lulus kuliah dan sekarang dia mempunyai pekerjaan dengan Gaji 3,500,000,-, dia membantu
adiknya hingga lulus Kuliah dengan jurusan Accounting, sekarang Dewi bekerja sebagai Accounting
dengan Gaji 3,000,000, dan istriku menjaga warung sembako dirumah, sedangkan saya
sedang dirawat dirumah sakit.
saya menulis cerpen ini di rumah sakit.
mohon do'a nya untuk kesembuhan saya. terimakasih .
The end.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar