Senin, 14 Oktober 2019

Istri kamu setia tidak ?


Pernah temanku curhat sama aku. tentang istrinya. dia menceritakan
kalau istrinya itu tidak setia sama dia. dan setelah curhat, dia
tanya sama aku " Istri kamu setia tidak ? "  .

Yup. seperti judul cerpen ini. pertanyaannya memang buat aku
sendiri. Istri kamu SETIA tidak ? .

OK. Sebelum aku jawab pertanyaan itu. Aku akan menceritakan
terlebih dahulu kisah cinta aku bersama istriku. Biar kalian pun
bisa menyimpulkan sendiri. apakah Istriku ini termasuk Istri yang
setia atau tidak ? .

***

Perkenalkan namaku Yayat Darmawan. Nama istriku Ridha Sukmawati.
Aku dari suku sunda, tapi istriku memanggilku 'Mas Yayat ' , dan
aku memanggil istriku 'Neng Ridha', padahal istriku berasal dari
suku Jawa. sedikit aneh ya. hehehe ..

Kami sudah saling tahu darimana kami berasal, namun kami
membiarkan hal itu terjadi. Karena aku nyaman dengan sebutan
'Mas', begitu pula istriku senang dengan sebutan 'Neng' . jadi
tidak ada masalah buat kami. 

***

Sebelum menikah kami sudah saling berkomitmen. Salah satunya
'setelah menikah kami harus saling jujur dan terbuka. Tidak ada
hal yang ditutup-tutupi atau hal yang dirahasiahkan. baik ketika
suka maupun duka ' .

Lalu kami saling setuju dengan komitmen  itu. Makannya itu kami
menikah. 

***

Setelah seminggu kami menikah. Sebelum aku berangkat kerja. aku
melihat istriku berpakaian hijab. aku terkejut. mengapa aku
terkejut ? . karena tidak biasanya istriku berpakaian seperti itu.

" Neng. hari ini kamu ikut pengajian ibu-ibu disini ya ? "
" Tdak mas "
" terus kenapa pagi-pagi begini kamu berpakaian hijab. gak
biasanya neng " padahal sebenanrnya hatiku senang melihat dia
berhijab.
" ya lagi pengen aja mas, cantik gak mas ? "
dengan cepatnya aku mejawab pertanyaan itu " Cantik banget neng "
" ah.. mas gombal "
" beneran sayang.. beda banget neng. sekarang neng keliatan lebih
cantik "
" emangnya dulu neng gak cantik ya ? "
" cantik, tapi sekarang dengan berhijab lebih cantik "
" bisa aja mas. mas suka ngak ? "
lagi-lagi aku jawab dengan cepat pertanyaan itu " suka banget neng
"
" mas, mulai hari ini dan seterusnya. neng mau pakai hijab. mas
setuju tidak ? "
" setuju banget neng. mas dukung deh. tapi mas penasaran nih. apa
sih yang membuat neng ingin berubah kaya gini ? . mas lagi gak
mimpi kan ? "
tiba-tiba neng reflex memncubit lengan sebelah kananku .
" auw sakit neng " berasa sih, tapi sebenarnya gak sakit hehee .
" kalau sakit berarti gak mimpi tuh " aku hanya senyum. senang aja
melihat wajahnya dia yang membuatku lebih terpesona. seperti
terpesona pada pandangan pertama.
" sebenarnya mas, sebelum nikah. neng tuh sudah tahu kalau mas ini
suka sama perempuan berhijab. makannya itu, neng kan ga bisa
ngasih apa-apa untuk nyenengin mas. jadi neng bisanya cuma ngikuti
keinginan mas, yang bisa membuat mas lebih senang "
" tau dari mana, kalau mas suka perempuan berhijab. Mas kan nikah
sama kamu yang belum berhijab  ? '
" dari teman-teman mas. makannya itu neng mau tanya, kenapa mas
kok mau nikah sama aku, padahal aku kan gak berhijab "
" sejujurnya mas emang suka sama perempuan berhijab. tapi mas juga
gak tahu kenapa suka sama kamu. mas ngerasa nyaman aja kalau
ngobrol sama kamu. dan hati mas juga ngerasa kalau kamu itu
perempuan baik-baik. soal hijab. waktu itu mas hanya berdoa dan
berharap saja bisa membuat kamu memakai hijab "
" Do'a mas sekarang terkabul "
" makasih ya neng. hari ini mas bener-bener senang banget. semoga
saja mas juga bisa membuat neng senang juga "
" Aamiin... neng sudah senang kok melihat mas senang kaya gini "
aku kecup kheningnya, lalu " mas sayang sama neng "
" neng juga sayang banget sama mas "

Alhamdulillah. aku tidak bersusah payah menyuruh dia untuk
berhijab. aku hanya berdoa dan berharap saja. tanpa meminta dia
untuk berhijab.

Meskipun niat berhijab karena ingin membuat aku senang. aku sudah
senang mendengarnya. semoga saja dengan berpakain hijab terus
menerus. dia akan mengerti makna mengapa perempuan harus memakai
hijab " .

***

Jam 8 malam. kami sedang bersantai hanya berdua didalam kamar.
Istriku dalam pelukanku dekapanku kemesraanku.

" neng "
" iya mas "
" aku perhatiin. dulu kamu sebelum menikah kayanya sering banget
liatin facebook di hape. tapi sekarang mas gak pernah liat lagi "
" dah bosan mas. untuk apa juga main facebook. kamu juga dari dulu
kayanya gak pernah main facebook. neng juga sekarang lagi sibuk
mas "
" sibuk apa neng ? "
" ya.. sibuk nyenengin mas "
" ehm.. kamu tuh ya... bisa aja ya bikin mas tambah gemess sama
kamu " sambil aku pegang kedua pipinya dengan kedua telapak
tanganku.

***

Waktu itu. aku mendapatkan pekerjaan lembur. sebelum aku kerja.
aku menelepon istriku terlebih dahulu.

" Assalamualaikum "
" Waalaikumsalam mas "
" neng. maaf ya?, malam ini mas harus lembur. jadi malam ini mas
gak bisa makan bareng. kamu makan aja dulu. jangan nunggu mas
pulang ya. soalnya mas pulang kerja sekitar jam sepuluh.
" iya mas gak apa-apa. kalau mas pulang nanti. mas hati-hati ya?"
" iya sayang. dah dulu ya. mas dpanggil bos nih. Assalamualaikum
cantik.. "
" Waalaikumsalam ganteng .. "
 
*

Jam sepuluh lewat. atau hampir jam sebelas. tepatnya saya kurang
begitu tau ya.hehehe ..

Dari luar rumah. aku melihat lampu didalam rumah masih menyala.
aku buka pintu. pintunya tidak terkunci.
" Assalamualaikum "
Istriku keluar dari dapur. dan aku menghirup aroma masakan yang
enak. " Waalaikumsalam mas " . dia langsung menghampiriku dengan
senyuman manis dan tidak terlihat wajah yang sedang ngantuk.
Lalu, dia mencium telapak tangan kananku dengan mesra. dan tidak
lupa pula mencium pipiku yang sedang berkeringat. seperti biasa
dia lakukan ketika aku mau berangkat kerja atau setelah berkerja.
aku senang banget diperlakukan seperti itu. rasa lelahku berkerja
hilang begitu saja.
ya malam itu, akhirnya kami masih bisa makan bersama. 

***

Saat itu pagi hari. Kami berdua sedang sarapan bersama.

" Mas. tadi teman lamaku telepon. mereka ngajak reunian "
" Teman lamamu itu, perempuan apa laki-laki ? "
" Perempuan lah mas. kalau laki-laki sih sudah aku tolak, mas "
" emang kenapa kalau laki-laki ? "
" karena neng tidak mau bikin mas cemburu "
" Beneran nih ? "
" Aku sudah senang kok, mas. main, ngobrol, becanda, jalan-jalan
sama mas. jadi untuk apa lagi main sama teman laki-laki "
" Emangnya neng gak bosan main sama mas terus ? "
" gak lah. pokoknya mas itu nyenengin neng terus deh. jadi gak
akan bisa bosan. yang ada neng kangen terus sama mas "
" Begitu ya. mas jadi terharu nih . terus kapan reuniannya ? "
" Minggu depan mas "
" Mas ijinin kamu untuk reunian. tapi hati-hati ya disana ? "
" iya.. sayang " sambil memberikan irisan buah kemulutku .

*

Dihari Reunian. Aku yang sedang Flu dan batuk-batuk.

" Mas. tidak apa-apa kan  "
" Cuma sakit Flu aja. kamu berangkat aja sana. ga apa-apa kok.
tidak perlu khawatir sama mas "
" Ya sudah. neng berangkat dulu ya. mas hati-hati ya dirumah ! "
" iya sayang, neng juga hati-hati ya dijalan. kalau sudah sampai
sana, telepon mas ya ? "
" iya mas "

Beberapa menit setelah kepergian istriku. terdengar suara dari
pintu.

" Assalamualaikum "
" Waalaikumsalam. kenapa neng balik lagi ? . ada yang ketinggalan
ya ? ". 
" gak ada "
" terus kenapa balik lagi ? "
" neng sudah telepon teman " kemudian istriku memelukku. dan
berbisik ditelinga kiriku " neng kepengen nemenin mas aja dirumah "


***

Dulu juga, aku pernah merasakan menganggur. hampir dua bulan lebih
aku tidak mendapatkan pekerjaan. tidak aku sangka, istriku tidak
menjauh. namun dia semakin dekat padaku.

Wajahnya selalu ceria. dan masih terlihat senang. bahkan lebih
dari biasanya. karena penasaranku pada sikapnya itu, aku bertanya
padanya,

" Neng. kok kamu kelihatan senang terus, padahal mas kan sudah
lama gak kerja "
" ya harus senang donk mas. kalau mas gak kerja kan, kita bisa
berduaan terus dirumah "
" Neng gak malu apa, sama teman-teman neng atau tetangga,
ngomongin suami neng gak kerja-kerja "
" kenapa mesti malu mas, biarin aja. neng gak peduli, kalau ada
yang ngomongin seperti itu "
" makasih ya neng, sudah ngertiin keadaan mas, mas janji kok, mas
akan lebih bahagiakan kamu "
" emang harus begitu mas. kita harus saling mengerti. anggap saja
sekarang kita sedang bulan madu mas "
" bener juga kamu. harus selalu memanfaatkan keadaan ya. hehee.
kalau begitu ngobrolnya kita lanjutkan dikamar aja yuk..
" ayukk... "

Akhirnya dikamar bukan ngobrol. tapi ...

*

Setelah mendapatkan pekerjaan. besoknya aku mendapatkan kabar
gembira- Istriku hamil.

Aku senang sekali memiliki istri seperti dia. rasanya aku seperti
laki-laki yang paling beruntung di dunia.

***

Sekarang. aku sudah memiliki anak 3. masih banyak cerita-cerita
bersamanya yang membuat aku kagum padanya. dan semakin aku
mencintainya.

Aku pikir sebagian cerita yang sudah aku tulis. bisa mewakili
untuk menjawab pertenyaan judul cerpen ini.

Bagaimana dengan kalian ? . Apakah istriku termasuk perempuan atau
istri yang setia ? .

Kalau aku sudah yakin. kalau ditanya Istri kamu setia tidak ? . ya
jawabannya " IYA, ISTRIKU SETIA. SETIA BANGET.


Selesai ...

***

Semoga cerpen ini bermanfaat dan semoga kalian termasuk
Istri/Suami yang setia . Aamiin .


Penulis
Ipen (idrus cerpen) 




       




 


  
  




      



   
  




Rabu, 06 Februari 2019

" Cinta kami tulus, bukan karena saling menerima kelebihan. Tapi kekurangan " .

Namaku Usef. Usiaku sekarang 33 tahun. Aku baru saja bercerai. Dan istriku yang meminta cerai. Alasannya- dia bilang : sudah tidak bisa mencintaiku lagi, sudah tidak bisa menjalani hidup bersamaku lagi. Atau sudah tidak bisa menerima keadaanku yang sekarang ini. Lima bulan yang lalu. Aku mendapatkan kecelakaan. Aku yang sedang menyendarai motor, tertabrak mobil dari belakang. Karena kejadian itulah. Kaki dan tanganku cacat. Dan wajahku penuh luka. Dan karena itu pula, yang membuat istriku meminta cerai dan meninggalkan kedua anakku yang masih kecil. Dia lebih memilih hidup bersama pria baru yang sedang dekat dengannya. Tampan dan mapan. Aku pasrah. Dan sadar diri dengan keadaan tubuhku ini. Dalam hatiku berkata 'perempuan mana sih, yang mau menerima keadaanku yang seperti ini ' . Karena kesadaranku ini. Aku sudah tidak memikirkan perempuan lagi. Atau niat untuk menikah lagi. Yang aku pikirkan sekarang adalah fokus beribadah dan menghidupi kedua anakku. Alhamdulillah aku masih bersyukur. Alhamdulillah aku masih bisa berkerja dan masih bisa beribadah sholat. Aku berkerja sebagai mandor kuli bangunan. Aku memiliki beberapa tukang. Jadi Apa yang aku kerjakan sedikit ringan. Aku hanya menyuruh tukang dan mengecek atau mengontrol hasil pekerjaan tukang. Bos-ku tahu tentang keadaan tubuhku. Namun dia masih percaya dengan hasil pekerjaanku dan masih bisa dipercaya untuk menyelesaikan proyek-proyeknya. Diwaktu malam hari. Sekitar jam 10 malam. Aku yang sedang santai beristirahat. Handphonku berdering, tanda ada pesan di aplikasi WA. Pesan itu dari Yuli. Sudah lama aku tidak tahu kabar darinya. Sejak dia sudah menikah. Kami sudah sangat jarang sekali berkomunikasi. Bahkan setelah aku menikah. Kami belum pernah berkomunikasi. Sejak aku menikah, aku tinggal di kota Jakarta. Sedangkan Yuli tinggal bersama suamiya didesa. Di kampungku. Ya kami satu desa atau sekampung. Rumah orangtua kami jaraknya tidak begitu jauh. Bahkan orangtua kami sudah saling mengenal baik. Dulu kami berteman. Bisa dibilang teman dekat. Kami sekolah ditempat yang sama. Kami mengaji ditempat yang sama pula. Bahkan setelah lama berteman. Kami lebih dari teman. Ya karena kami saling mengungkapkan perasaan suka. Perasaan cinta. Dan perasaan bahagia, disaat kami bersama, ngobrol bersama, bercanda bersama. Tapi kami tidak pernah pacaran. Karena orangtua yuli tidak membolehkan anaknya untuk berpacaran. Waktu itu aku masih berkerja sebagai kenek kuli bangunan. Sudah setahun lebih aku menabung. Dan aku pikir karena orangtua kami saling mengenal baik. Aku beranikan diri untuk melamar Yuli. Dan tidak pernah aku duga. Orangtua yuli menolak lamaranku. Alasannnya sederhana, mereka tidak ingin anaknya menikah dulu karena masih muda ( waktu itu yuli berumur 21 tahun ) . Aku terima alasan itu. Dan aku tetap menanti dia sampai waktunya tiba. Namun penantianku sia-sia saja. Buang-buang waktu saja. Karena Yuli menikah dengan pria pilihan orangtuanya. Setelah aku merenung, pantas saja orangtuanya menolak lamaranku. Aku yakin alasan sebenarnya bukan karena yuli masih muda. Tapi karena waktu itu pekerjaanku sebagai kenek kuli bangunan. Ya penghasilannya masih dibilang kecil. Sedangkan pria pilihan orangtuanya, dia adalah seorang manager marketing. Yuli menikah karena terpaksa. Bukan karena keinginannya sendiri. Dia berkata sendiri padaku. Seandainya dia bisa memilih, dia akan memilihku untuk menjadi suaminya. Aku tahu dia, dia perempuan baik. Rajin beribadah. Dia selalu menuruti keinginan orangtuanya. Dia selalu ingin menyenangkan orangtuanya. Dia rela meninggalkan keinginan-keinginannya. Dan dia rela meninggalkan cintanya. Hanya untuk berbakti pada orangtuanya. ________ Kembali ke cerita pesan WA. Yuli menanyai kabarku. Dan dia sudah tahu tentang keadaanku yang sekarang ini. Dia sudah tahu kaki dan tanganku cacat. Setelah lama kami chat dan telepon. Aku dikejutkan dengan cerita keadaan dia sekarang. Sudah dua bulan lebih. Dia sudah bercerai dengan suaminya. Suaminya yang meminta cerai. Dengan alasan - karena Yuli sampai sekarang belum bisa hamil atau masih belum bisa memiliki anak. Dan dokter pun sudah memvonisnya kalau keadaan yuli sekarang tidak akan bisa hamil atau memiliki anak. Mendengar ceritanya aku sangat sedih sekali. Dan merasa kasihan padanya. Perempuan sebaik dia, mengapa harus diberi ujian seperti itu. Aku masih belum bisa mengerti. Mengapa bisa terjadi pada dia. Sejak kami sudah saling tahu keadaan kami sebenarnya. Saat itu pula kami ngobrol sudah seperti dulu lagi. Masa-masa disekolah. Masa-masa ditempat pengajian. Dan aku merasakan sangat senang sekali. Karena masa-masa indah itu terulang kembali. Perasaan untuk tidak memikirkan perempuan lagi. Dan perasaan untuk tidak berniat menikah lagi. Tiba-tiba hilang begitu saja. Ya mungkin itu semua karena sikap hangatnya. Seakan menerimaku apa adanya. Menerima kekuranganku. Kedatangannya. Kehadirannya. Membuat semangatku lebih besar dari sebelumnya. Aku seperti hidup kembali. Benar-benar merasakan bahagia. Seakan aku baru pertama kali jatuh cinta. Ya tidak menunggu lama lagi. Kami sudah sangat dewasa. Karena dia mau menerima kekuranganku. Dan aku mau menerima kekurangan dia. Dan pula orangtua kami sudah saling merestui. Kami menikah. Pernikahan yang kedua kalinya- dengan cinta pertamaku. Begitu pula dia. Aku adalah cinta pertamanya. Akhirnya cinta kami yang dulu sempat terpisah. Kini cinta kami bersama kembali. Karena cinta. Cinta yang tulus. kami saling menerima kekurangan, bukan karena saling menerima kelebihan. Cinta itu manis. Dan ada pula pahitnya. Ya begitulah cinta itu indah. Ada yang lebih bahagia lagi. Mungkin karena kesabaran kami. Dan mungkin karena kepercayaan kami pada Allah. Dan pula mungkin karena doa kami dan doa kedua orangtua kami yang terus menerus. Satu tahun lebih setelah menikah. Istriku bisa hamil. Kami dan orangtua kami sangat bahagia sekali. Semoga ceritaku ini bermanfaat. Dan membuat kalian semangat untuk menjalani hidup ini. Aamiin. _________ Penulis Ipen Terimakasih.