Kamis, 02 Juli 2015

" Ibuku, di Bulan Ramadhan. "

Bulan Ramadhan. Bulan ini lebih baik dari bulan-bulan yang lain. karena dibulan ini, banyak pula perubahan orang yang menjadi pribadi yang lebih baik. melakukan sesuatu hal yang lebih baik dari bulan-bulan sebelumnya. atau hal yang tidak pernah dilakukan. namun dibulan ini terkadang orang melakukan-nya.

Bulan Ramadhan. Awal dari perubahan seseorang menjadi pribadi yang lebih baik ke depan-nya. namun tidak semuanya seperti itu. ada pula orang yang berubah hanya diwaktu bulan Ramadhan saja. karena di Bulan selanjutnya -mereka kembali lagi ke pribadi awalnya (sebelum Bulan Ramadhan tiba).


------------------------

Meskipun aku tidak berhijab dan belum termasuk menjadi muslimah yang baik. dan juga belum pernah melakukan ibadah puasa sunnah. namun di bulan Ramadhan. aku selalu mencoba untuk berpuasa. entah apa alasannya aku malakukan itu. apa karena malu sama teman-teman dikantor. atau hanya mengikuti orang saja.

Dikantor-tempatku berkerja. biasanya jam istirahat, aku tidak pernah sholat. namun bulan ini. aku mengikuti teman kantor, untuk sholat berjamaah dimushollah. namun disaat aku sendiri dikost-an. aku menjadi seperti dulu lagi-melupakan sholat.

------------------------

Di bulan Ramadhan. Siaran TV pun banyak yang berubah. banyak acara yang ber-islami. dan banyak Ustadz yang berceramah.

Aku yang termasuk hobi nonton TV. terkadang aku mendengaarkan juga apa yang disampaikan oleh Ustadz tersebut. namun biasanya aku hanya mendengarkan saja. tidak dipraktekkan didalam kehidupanku sehari-hari.

tapi entah kenapa hari ini. Ada Ustadz berceramah yang menceritakan bertema tentang 'IBU '. hatiku mulai terusik.  aku benar-benar menyimak sekali apa yang diutarakan oleh Ustadz. mendengarnya, hatiku sangat tersentuh. apalagi saat aku melihat dan mendengar, Ustadz itu bersuara serakh sedih dan air matanya berkaca-kaca. seperti bicara benar-benar dari lubuk hati yang paling dalam. dan seperti seolah-olah dia mengalaminya apa yang dikatakan-nya.  dan itu pula membuat mataku ber-air. rasanya aku ingin menangis saja.

Tidak biasanya aku seperti ini. ini seperti bukan diriku yang sebenarnya.

-------------------------

Aku menjadi teringat Ibuku. ibuku yang sudah berusia 68 lebih. aku merasa. aku benar-benar belum pernah membahagiakan ibuku. melainkan aku sering menyakiti ibuku. sejak aku masih didalam perut dan sampai sekarang. terlalu banyak dosa-ku pada ibuku.
aku pernah membentak ibuku, memukul ibuku. aku pun pernah menendang ibuku. entah itu disengaja atau pun tidak. yang pasti aku pernah melakukan-nya.


bukan hanya karena aku masih kecil saja. setelah dewasa pun aku masih belum mengerti. aku masih melawan ibuku. melawan perintah-perintah baik dari ibuku. yang menurutku ibu bawel. egois. tidak bisa membebaskan anak-nya. padahal sebenarnya. apa yang pernah dilakukan oleh ibuku terhadapku. itu pula untuk kebaikanku sendiri.

Meskipun aku berprilaku tidak baik padanya. ibuku tetap tidak bosan untuk selalu mengingatkanku kejalan yang benar.

Ya bagi kakaku. aku ini adalah anak durhaka. ya aku akui itu. mengingat-ngingat masa laluku. dari kecil sampai aku sudah bisa berkerja. aku seperti seolah-olah tidak memiliki ibu. aku sangat cuex sekali. terlalu sibuk dengan kebebasan hidupku. terlalu mementingkan kebutuhanku sendiri. membahagiakan hidupku sendiri. namun aku tidak pernah mengingat- siapa yang membuatku menjadi dewasa seperti ini.  yang selalu mendoakanku. yang selalu mengingatkanku pada Tuhan. dan disaat aku sakit.lalu ketika aku mendapatkan masalah. Ibuku selalu memperhatikanku dan tetap membantuku dengan sabar. Ibuku tidak pernah mengeluh dan mengingat-ngingat sikapku yang tidak baik. seakan dia selalu memaafkanku, apa yang telah aku lakukan padanya.

--------------------------

mau sampai kapan lagi aku akan menjadi diriku yang sangat egois. ibuku sudah berusia lanjut. rasanya aku ingin sekali meminta maaf pada ibuku. rasanya aku ingin sekali mencium kaki-nya. sudah sepantasnya aku melakukan itu. karena sudah terlalu banyak dosaku padanya.

aku ingin sekali mencium tangan-nya, wajahnya. dan memeluk-nya dengan hangat. tidak hanya itu saja. aku pun ingin sekali memberikan sesuatu yang berharga buatnya.
 
Selama aku berkerja. aku belum pernah membelikan pakaian atau pun barang yang ibu sukai. jangankan membelikan-nya. aku pun tidak tahu apa yang disukai ibuku. karena bila tidak ada keperluan yang penting bagiku. aku tidak pernah bicara padanya. harusnya seorang anak. selalu lebih mementingkan ibunya. tapi aku selalu mementingkan pergaulanku pada teman-temanku.

-------------------------

 
Sebelum lebaran dan sebelum aku pulang kampung. aku ingin sekali bicara pada ibuku. mendengar suara ibuku. dan meminta maaf. lalu aku ingin menanyakan apa yang dia sukai. aku akan berjanji. apa pun permintaan ibuku. aku pasti akan membelikannya.

Karena ibuku tidak pernah dan tidak tahu menggunakan Handphone. jadi
aku menelepon kakaku yang sudah berada dirumah.

Setelah kakaku memberikan handphone-nya pada ibuku . 

" Assalamualaikum bu... " 
dengan suaraku yang agak serak. karena sebelum menelepon. aku sudah menangis terlebih dahulu.

karena pendengaran ibuku sudah sedikit terganggu. Handphone kakaku sudah di loadspeaker. hingga kakaku bisa mendengarnya dan membantu pendengaran ibuku.

ibuku tidak langsung menjawabnya. namun setelah dibantu oleh kakaku. suara ibuku sepertinya terdengar senang mendapatkan kabar dariku. seakan dia tidak percaya kalau aku menelepon dan ingin bicara padanya.

" Zahra... ?. waalaikumsalam.. "
" apa kabar bu.. ? " suaraku sedikit gemetar. dan dengan suara tersendu-sendu. seperti orang yang sedang sakit saja .

ibuku mungkin tidak terlalu mendengar nada suaraku. karena kaka-ku yang menyampaikan pesanku padanya.

" alhamdulillah. ibu sehat. Zahra kapan pulang .. ? "  mendengar jawaban-nya. air mataku menetes begitu saja. ibuku masih memperhatikanku. dan sepertinya ibuku sedang menunggu kedatanganku.

" InsyaAllah bu.. lima hari lagi Zahra pulang.., ibu mau Zahra beliin apa... ?  "


" ga perlu zahra..., ibu dah tua. ga perlu apa-apa lagi. ibu cuma kepengen zahra ada dirumah aja. ngobrol sama ibu.. "  jawaban itu. semakin aku pedih saja. hatiku terasa sakit karena diriku sendiri.

" buu..., ibu..., Zahra minta maaf ya bu., selama ini zahra dah nyakitin ibu terus.. ".

" Zahra ga salah kok.. Zahra ga perlu minta maaf sama ibu... " 

" Bu... Zahra sayang sama ibu... "

" ibu juga sayang sama Zahra ... ibu tunggu ya dirumah.. "

" iya bu.. zahra pasti pulang kok ... "


mendengarnya dan mengharapkanku pulang. rasanya aku ingin sekali cepat-cepat ada dirumah ibu. namun aku masih mempunyai tanggung jawab dikantor-tempatku berkerja.

-------------------

Meskipun Ibu tidak meminta sesuatu padaku. Aku tetap akan membelikan pakaian dan Kalung emas untuknya.

Setelah aku membelinya. waktu itu aku sedang ada dikostan-ku. aku yang sedang bersama temanku. aku mendapatkan telepon dari kampung/kakaku.

" Assalamualaikum.. "
" Waalaikumsalam .. "
" kamu lagi dimana .. "
" lagi dikost-an. kenapa kak .. ? "
" ibu sudah meninggal .. "
" apa kak .. ibu sudah meninggal ? " aku sangat sok sekali. seperti sedang mimpi saja.
" iya. kamu yang tenang ya.. "
" bukan-nya ibu sedang tidak sakit kak.. "
" iya.. emang ibu tidak terlihat sedang sakit. mungkin ini kuasa-Nya Tuhan. semoga saja ini yang terbaik buat ibu ya. "
" Zahra pulang sekarang ya kak... ? "
" kalau kamu ga kuat. besok pagi saja. kaka takut nanti kamu dijalan kenapa-kenapa .. "
" InsyaAllah kak.. Zahra kuat .. " .

Temanku bertanya.

" Ada apa Ra .. "
" Ibuku meninggal .. "
" Innalahi wainalahiraajiun.."


Sebelum aku mempersiapkan untuk pulang. aku langsung telepon manager-ku. untuk minta izin pulang. Alhamdulillah. Di-izinkan.

Aku mulai mempersiapkan barang-barang atau pakaian yang akan aku bawa pulang. ketika aku melihat pakaian dan kalung emas yang sudah aku persiapkan untuk ibu. aku menangis. lebih dalam merasakan kesedihanku-penyesalanku. hingga badanku terasa lemas.  dan saat ingin berdiri. aku jatuh pingsan.

dan akhir-nya setelah aku sadar. karena temanku melihat keadaanku yang masih lemah. Dia mengantarku pulang.

-----------------

Dalam perjalanan. aku terus mengingat ibuku. hingga air mataku tanpa hentinya keluar begitu saja.

Sebelum ibuku di jenazahkan. aku masih sempat mencium dan memeluk ibuku. meskipun ibu tidak bisa membalas-nya.

-----------------

Ibuku tidak ingin barang apapun atau uang dariku. ibuku hanya ingin mengobrol denganku saja. namun aku belum pernah mengabulkan keinginan ibuku itu. padahal itu terdengar sangat mudah sekali untuk melakukannya.

Sungguh sangat menyesal sekali buatku. aku memang anak yang bodoh. aku memang anak yang tidak tahu diri. aku memang anak yang tidak tahu berterimakasih. ibuku sebaik itu. aku sia-sia kan begitu saja.

iya aku sadari. mungkin memang kejadian ini. hidayah buatku untuk bertaubat. dan memperbaiki hidupku dijalan Tuhan. tapi aku tetap saja menyesal.

Mengapa aku sadar, disaat aku tidak bisa membalas kebaikan ibuku. Sebenarnya Hidayah buatku. dari dulu sudah ada. namun aku terus menerus menolaknya.

Diwaktu aku masih kecil, SMP, SMA bahkan sampai sudah berkerja. sebenarnya hidayahku untuk hidup kejalan yang lurus itu sudah ada. baik itu dari temanku. dari saudaraku. dan kedua orangtuaku selalu mengingatkanku. terutama ibuku. yang tidak pernah lelah untuk terus menceramahiku. bahkan dari media sosial ataupun dari media elektronik. semuanya sudah aku rasakan. tapi aku tidak mempedulikan-nya sama sekali. hingga akhirnya aku sangat menyesal pada diriku sendiri. aku bertaubat. setelah kehilangan orang yang sebenarnya, aku sangat mencintai-nya. Maafkan aku ibu.  Aku mencintaimu . dan aku sungguh sangat menyesal.

-----------------Selesai...
-----------------


Semoga dengan cerita ini. kalian tidak hanya menunggu hidayah setelah kehilangan orang yang kalian cintai.lebih cepat, lebih baik untuk menerima hidayah itu. hidayah ke jalan yang benar. Yaitu Jalan-nya Tuhan-Allah Swt. Aamiin.

bila terjadi seperti cerita diatas. mungkin kalian akan merasakan penyesalan yang luar biasa. dan sebagai muslim/muslimah yang baik. itu tidak mudah untuk dilupakan begitu saja. selama hidup. kalian akan terus mengingat penyesalan itu.

Semoga itu tidak terjadi pada kalian. Aamiin..




------------
Penulis
I'Pen (Idrus Cerpen)