Sekarang.
Saya Ber-Usia 45tahun. Hidup Bersama suamiku, yang sangat mencintaiku. Serta bersama ke-dua anak perempuan-ku tercinta.
Meskipun
kini saya sedang mengidap penyakit kanker rahim. Tapi saya merasakan
kebahagiaan yang sangat luar biasa, dibandingkan dengan kehidupan di
masa laluku.
###
Dari kecil saya sudah percaya,
bahwa apapun yang terjadi didunia ini adalah semua karena kehendak
tuhan. Dan saya pun percaya, semua yang saya lakukan pasti ada
balasann-Nya. Perbuatan yang baik pasti akan mendapatkan yang baik pula.
Begitu pun sebalik-nya, perbuatan yang buruk, pasti akan mendapatkan
balasan yang tidak saya inginkan.
Mengapa saya mempercayai
itu semua ? . Karena dari kecil saya sudah di didik agama islam yang
baik. Baik itu yang diajarkan oleh kedua orang-tuaku, maupun dari
guru-guru Agamaku, ataupun dari buku-buku islami yang sudah saya baca.
###
Remaja tiba.
Masa SMU. Masa pendewasaan. Semua kepercayaan yang pernah saya
pelajari. saya lawan dan saya berubah. Berubah menghampiri 100%.
Sebagian apa yang dilarang oleh tuhan, saya melakukan-nya. Dan apa yang diperintahkan oleh tuhan, saya melupakan-nya.
Ibadah sholat-ku perlahan-lahan mulai bolong. Hingga terkadang terlewati atau sampai tidak mengerjakan sama sekali.
Pergaulan bebasku mulai menjauhi saya dari tuhan. Hanya nafsu dunia
yang bisa saya rasakan dan saya bahagia. Kenikmatan masa-masa pacaran.
Kenikmatan Bersama kaum laki-laki. Dan kenikmatan pergaulan sex bebas.
Tidak hanya itu saja. Usia saya bertambah. Saya mulai melawan
orang-tua. Membantah, berkata kasar. Hingga orang-tuaku
berteriak-berteriak dengan urat kemarahan-nya. Apalagi saya lihat ibu-ku
menangis tersakiti. Tapi saya tidak peduli sama sekali.
###
Masa Kuliah.
Saya semakin liar dengan dunia indah ini. Lalu semakin jauh dari tuhan-ku yaitu Allah SWT.
Kehidupan malam. Saya sangat menikmatinya. Berpesta ria. Tidak ada
beban dalam pikiranku. Dengan senang hati saya berada di pesta itu .
Indah-nya bersama kaum laki-laki yang keren, tampan dan kaya raya.
###
Saya tidak pernah merasakan kehidupan sebagai seorang karyawati-bekerja
di kantor. Karena setelah lulus kuliah, saya menikah.
Pernikahan ini terjadi bukan karena niat untuk ibadah. Dan bukan karena
saling mencintai. Tapi pernikahan ini terjadi karena saya telah hamil
terlebih dahulu atau hamil diluar nikah.
Sebenarnya waktu itu. Saya masih belum siap untuk menikah. Saya masih ingin menikmati kebebasanku, di masa-masa remajaku.
Entah kenapa. Disaat saya sedang hamil. Tiba-tiba saya mulai merasakan sifat ke-ibuan.
Lelaki yang menghamiliku. Pernah memintaku untuk menggugurkan
kandunganku. Tapi saya menolak dan saya meminta pertanggung jawaban-nya
untuk menikahiku.
Sempat lelaki itu, melawan apa yang saya
inginkan. Dia menyangkal dengan perbuatan-nya terhadapku. Dia tidak
mengakui kalau didalam perut-ku itu bukan anak-nya.
Tapi
saya tetap semangat dan selalu berusaha untuk meyakinkan dia. Tidak ada
cara lain supaya dia mengakui perbuatan-nya kecuali saya mengancam-nya.
Bahwa saya akan menceritakan perbuatan-perbuatan buruk-nya, kepada orang
tua-nya, yang sudah dikenal baik oleh masyarakat disekitarnya.
Akhirnya. Sebelum orang lain tahu saya hamil. Saya menikah. Pernikahan karena terpaksa.
###
Setelah menikah.
Saya tinggal bersama suamiku dirumah mertua. Rumah yang megah dan
mewah. Dan mulai saat itu juga. Hubungan saya dengan orang-tuaku
terputus. Saat itu saya tidak merasakan apa yang dirasakan oleh
orang-tuaku. Yang pasti pada waktu itu orang-tuaku akan merasakan sakit
hati yang menyakitkan. Saya adalah anak tunggal dari mereka.
###
Setelah melahirkan anakku yang pertama.
Saya lebih sering didalam rumah. Karena itu pula saya sering malamun.
Melihat bayiku tersenyum dengan mata polos-nya menatapku. Tidak lama
kemudian. Saya teringat masa-masa bersama orang-tuaku.
Menjadi seorang ibu. Ini awal hari demi hari. Sikapku, sifatku,
perasaanku mulai berubah. Apa munkin, ini karena orang-tuaku yang terus
menerus mendo’a-kan-ku. Perubahan ini. Sedikit lebih baik dari
sebelumnya.
###
Dengan sikap suamiku yang lebih
sering cuex. Dia sering clubing malam Bersama teman-teman-nya. Saya
dirumah sudah seperti.. bukan sebagai seorang istri dari-nya.
Semakin lama hidup Bersama-nya. Saya mulai jenuh. Saya sudah tidak
merasakan kebahagiaan, meskipun saya diberikan kekayaan dari-nya.
Semakin kasar, sikap suamiku terhadapku. Saya semakin merasakan, bahwa
ini adalah bukan hidupku. Dan pada waktu itu pula. Saya teringat kepada
orang-tua-ku.
Tanpa sepengatahuan suamiku. Anakku dirawat
oleh pembantuku dan Saya sendiri pergi kerumah orang-tuaku. Tiba disana.
Rumah terlihat sepi. Saya langsung saja masuk kedalam rumah. Karena
pintu tidak terkunci.
“ Umi ….. ? “ tidak ada jawaban .
“ Abi …… ? “ tidak ada jawaban pula.
Saya buka pintu kamarku, kamar orang-tuaku, bahkan aku mencari kedapur. Tidak ada seorang pun didalam rumah.
Saya melihat foto besar didinding ruang tamu. Saya menangis. Melihat
foto orang-tuaku tersenyum. Terlihat wajah yang sangat bahagia. Sambil
merangkulku. Saya yang masih kecil. Terlihat senyuman yang bahagia
Bersama orang-tuaku.
Terdengar suara pintu depan terbuka.
Saya menghampiri suara pintu itu. Saya terkejut dan Senang melihat Umi
. wajah Umi pun terlihat terkejut. Seakan tidak percaya dengan
kehadiranku dirumah-nya.
Saya mendekati Umi. Memeluk-nya. Tapi Umi hanya terdiam seperti patung saja.
Sebelum
saya kerumah. Saya sudah mengerti orang-tuaku pasti marah dengan
kehadiranku. Karena niatku ingin meminta maaf. Saya pasrah apa yang akan
terjadi padaku.
Dengan air mata menetes dipipiku. Saya
mencoba terus menerus meminta maaf pada Umi. Umi masih saja terdiam
dengan wajah, yang saya pun tidak mengerti, apa artinya. Umi terdiam
melihatku tanpa berkedip. Tidak terlihat marah. Tidak pula terlihat
senang.
“ Umi …, maafkan nisa, nisa sungguh menyesal. Maafin
nisa, sikap nisa yang buruk pada umi dan abi.. Umi…. Umi … tolong umi..
jawab … “ umi masih berdiri ditempat terdiam tanpa suara sedikit pun.
Saya
berlutut. Mencium kedua-kaki-nya. Dan terus berusaha mencoba meminta
maaf. Beberapa menit kemudian. Kedua tangan umi bergerak. Menarik
tubuhku hingga saya berdiri didepan-nya. Didekat wajah-nya. Lalu Umi
memelukku.
Saat melepaskan pelukan-nya. Dengan wajah yang
sangat serius. Melihatku dengan tajam. Umi ber-kata “ kamu harus minta
maaf sama abi-mu “ . saya langsung menjawab “ Abi dimana.. Umi.. ? “ .
Umi mengajakku keluar rumah. Saya menuruti saja, meskipun saya tidak mengerti, umi akan membawaku kemana ? .
Ketika
langkah umi berhenti. Saya pun ikut berhenti. Saya sangat sok sekali.
Menjerit. Sungguh tidak menyangka, kejadian akan seperti ini. Tertulis
ditempat pemakaman, ada nama Abi-ku.
###
Singkat Cerita .
Umi-ku memaafkanku. Baginya – anak adalah segalanya. Kesalahan apapun
yang dibuat oleh-ku, umi kan selalu memaafkanku dan akan tetap
menganggapku sebagai anak yang baik.
Mendengar itu. Saya sangat menyesal sekali, apa yang telah saya lakukan pada orang-tua-ku.
Perlahan-lahan .
Hari demi hari. Saya mulai mendekatkan diri lagi pada Tuhan. Saya mulai
menjalankan perintah-Nya maupun mencoba menjauhi larangan-Nya.
Saya pun mencoba untuk memperbaiki rumah tanggaku. Tapi yang kulihat,
suamiku masih tetap tak bisa berubah sedikitpun. Akhirnya. Sarah- Anakku
sudah ber-umur 2 tahun. Saya ber-cerai.
Alhamdulillah. Munkin karena perubahanku dan do’a Umi-ku. Saya Yang menjadi hak asuh untuk merawat anakku .
###
Setelah Sarah ber-umur 3 tahun lebih. Saya sudah bekerja sebagai
asisten Accounting. Umi-ku yang merawat anak-ku, disaat saya sedang
bekerja.
Karena mengingat dosa-dosaku sebelumnya. Saya terus
mencoba tingkatkan ibadahku. Selain sholat wajib 5 waktu. Sholat sunnah
pun saya coba rutinkan.
Dini hari. Saya mencoba tuk
selalu bangun. Hanya untuk melakukan sholat taubat dan tahajud. Pagi-nya
pun saya coba rutinkan untuk mengerjakan sholat dhuha.
Batinku. Perasaanku. Masih merasakan dosa-dosaku belum bisa terhapuskan.
Saya masih mengingat-ngingat hal-hal perbuatan buruk-ku. Karena itu.
Saya mencoba sebisa munkin untuk berpuasa senin kamis.
Sebulan kemudian.
Saya jatuh sakit. Tubuhku terasa lemas. Seminggu saya tidak bisa masuk kerja.
Dirumah.
Meskipun tubuh saya masih terasa lemas. Saya masih sempat untuk membaca
buku koleksi abi-ku. Salah satu buku yang membuat saya tertarik untuk
saya baca adalah buku tentang ilmu Sedekah.
Sesudah saya
aktif kembali bekerja. Saya pun mulai mempraktekan ilmu sedekah yang
pernah saya baca. Empat bulan berturut-turut. Setengah dari gaji saya.
Saya sedekahkan pada masjid yang sedang dibangun.
###
Kembali singkat cerita.
Sarah sudah ber-umur 6 tahun. Saya menikah lagi dengan pria yang masih
perjaka. Dia adalah teman kantorku. Sebelum menikah. Saya menceritakan
semua tentang masa-masa laluku. Tapi aneh-nya temanku ini. Masih saja
mau menerimaku dan menikahiku. Saya sangat terharu sekali dengan
jawaba-nya- saya tidak peduli dengan masa lalumu. Saya lebih peduli
dengan masa dimana kamu sekarang.
Suamiku ini. Sangat baik
sekali padaku maupun pada anakku. Sangat beda sekali dengan suamiku
sebelumnya. Sungguh terbalik 100%. Suamiku yang baru ini. Dia
memperlakukanku dengan lembut, dan dengan kasih sayang yang tulus dari
hati-nya. Saya pun sangat merasakan-nya maupun sarah terlihat bahagia.
Setelah lama saya mengenalnya sebagai suamiku. Suamiku ini ternyata,
lebih rajin beribadah dibandingkan denganku. Dia pun lebih rajin
bersedekah pada anak yatim- piatu. Apakah ini balasan-Nya . Selama saya
mendekatkan diri pada Tuhan. Semoga saja iya. Apakah dosa-dosa masa
laluku sudah terhapuskan. Semoga saja iya.
###
Sarah Sudah bersekolah kelas 3 SMP.
Anakku sekarang sudah mempunyai adik kecil perempuan ber-umur 1 tahun.
Saya pernah berpikir. Karena saya mendapatkan kehidupan keluarga yang
saya rasakan bahagia. Mempunyai suami yang baik sholehah. Dan telah
melahirkan kembali bayi yang sehat . Saya berharap dosa-dosaku yang
pernah saya buat. Sudah terhapuskan. Tapi kenyataan-nya harapanku itu
musnah. Sekarang saya telah divonis oleh dokter. Saya mengidap penyakit
kanker rahim. Tuhan belum bisa memaafkanku sepenuhnya.
Saya
masih bersyukur dan bersabar. Saya masih diberi umur panjang dan
suamiku yang masih mencintaiku. Semoga penyakitku ini dapat mengurangi
dosa-dosaku. Amin .
###
Sarah sudah mulai sekolah SMA.
Tuhan memberikanku ujian kembali. Sikap Sarah. Sifat-nya mulai
berubah. Ini mengingatkan saya pada masa SMA-ku. Dan saya mulai takut,
apa yang kan terjadi pada sarah, sama persis dengan kehidupan saya
dimasa remajaku. Saya pernah membimbingnya kejalan Tuhan,
menasihatinya.. tapi sarah memberontak dan melawanku.
Alhamdulillah. saya mempunyai suami yang taat beribadah. Suamiku
membantu untuk menasihati Sarah , dengan kesabaran-nya. Dia terus
mendo’a kan sarah, agar diberi hidayah. Dan terus mencoba membimbing-nya
kejalan Tuhan.
###
Kini usia-ku 45 tahun.
Umi-ku tercinta Sudah tiada. Saya terbaring. Sholat, berzikir maupun
membaca Al-qur’an , saya hanya bisa melakukan-nya ditempat tidur-ku. Dan
berharap Tuhan bisa memaafkanku, menghapus dosa-dosa dimasa laluku
sebelum saya diakhirat kelak.
Alhamdulillah. Sarah sudah berhijab. Dan dia akan menikah dengan pilihan-nya.
Semoga saya masih bisa melihat-nya menikah sebelum saya tiada.
###
Kehidupan seseorang tidak akan sama persis.
Begitu pun balasan-Nya tidak akan sama persis pula .
Saya Percaya
Ini Kehidupanku
Ini Dosa-dosaku
Dan ini Balasan-Nya.
###
Penulis
I'PEN (Idrus Cerpen)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar