Sabtu, 27 September 2014

" Saya Percaya ( ini adalah dosa-dosaku ) "

Sekarang.
    Saya Ber-Usia 45tahun. Hidup Bersama suamiku, yang sangat mencintaiku. Serta bersama ke-dua anak perempuan-ku tercinta.

Meskipun kini saya sedang mengidap penyakit kanker rahim. Tapi saya merasakan kebahagiaan yang sangat luar biasa, dibandingkan dengan kehidupan di masa laluku.

###

    Dari kecil saya sudah percaya, bahwa apapun yang terjadi didunia ini adalah semua karena kehendak tuhan. Dan saya pun percaya, semua yang saya lakukan pasti ada balasann-Nya. Perbuatan yang baik pasti akan mendapatkan yang baik pula. Begitu pun sebalik-nya, perbuatan yang buruk, pasti akan mendapatkan balasan yang tidak saya inginkan.

    Mengapa saya mempercayai itu semua ? . Karena dari kecil saya sudah di didik agama islam yang baik. Baik itu yang diajarkan oleh kedua orang-tuaku, maupun dari guru-guru Agamaku, ataupun dari buku-buku islami yang sudah saya baca.

###

Remaja tiba.
    Masa SMU. Masa pendewasaan. Semua kepercayaan yang pernah saya pelajari. saya lawan dan saya berubah. Berubah menghampiri 100%.
   
    Sebagian apa yang dilarang oleh tuhan, saya melakukan-nya. Dan apa yang diperintahkan oleh tuhan, saya melupakan-nya. 

    Ibadah sholat-ku perlahan-lahan mulai bolong. Hingga terkadang terlewati atau sampai tidak mengerjakan sama sekali.

    Pergaulan bebasku mulai menjauhi saya dari tuhan. Hanya nafsu dunia yang bisa saya rasakan dan saya bahagia. Kenikmatan masa-masa pacaran. Kenikmatan Bersama kaum laki-laki. Dan kenikmatan pergaulan sex bebas.

    Tidak hanya itu saja. Usia saya bertambah. Saya mulai melawan orang-tua. Membantah, berkata kasar. Hingga orang-tuaku berteriak-berteriak dengan urat kemarahan-nya. Apalagi saya lihat ibu-ku menangis tersakiti. Tapi saya tidak peduli sama sekali.

###

Masa Kuliah.
    Saya semakin liar dengan dunia indah ini. Lalu semakin jauh dari tuhan-ku yaitu Allah SWT.

    Kehidupan malam. Saya sangat menikmatinya. Berpesta ria. Tidak ada beban dalam pikiranku. Dengan senang hati saya berada di pesta itu . Indah-nya bersama kaum laki-laki yang keren, tampan dan kaya raya.

###

    Saya tidak pernah merasakan kehidupan sebagai seorang karyawati-bekerja di kantor. Karena setelah lulus kuliah, saya menikah.
   
    Pernikahan ini terjadi bukan karena niat untuk ibadah. Dan bukan karena saling mencintai. Tapi pernikahan ini terjadi karena saya telah hamil terlebih dahulu atau hamil diluar nikah.

    Sebenarnya waktu itu. Saya masih belum siap untuk menikah. Saya masih ingin menikmati kebebasanku, di masa-masa remajaku.

    Entah kenapa. Disaat saya sedang hamil. Tiba-tiba saya mulai merasakan sifat ke-ibuan.   

    Lelaki yang menghamiliku. Pernah memintaku untuk menggugurkan kandunganku. Tapi saya menolak dan saya meminta pertanggung jawaban-nya untuk menikahiku.

    Sempat lelaki itu, melawan apa yang saya inginkan. Dia menyangkal dengan perbuatan-nya terhadapku. Dia tidak mengakui kalau didalam perut-ku itu bukan anak-nya.

    Tapi saya tetap semangat dan selalu berusaha untuk meyakinkan dia. Tidak ada cara lain supaya dia mengakui perbuatan-nya kecuali saya mengancam-nya. Bahwa saya akan menceritakan perbuatan-perbuatan buruk-nya, kepada orang tua-nya, yang sudah dikenal baik oleh masyarakat disekitarnya. 

    Akhirnya. Sebelum orang lain tahu saya hamil. Saya menikah. Pernikahan karena terpaksa.

###

Setelah menikah.
    Saya tinggal bersama suamiku dirumah mertua. Rumah yang megah dan mewah. Dan mulai saat itu juga. Hubungan saya dengan orang-tuaku terputus. Saat itu saya tidak merasakan apa yang dirasakan oleh orang-tuaku. Yang pasti pada waktu itu orang-tuaku akan merasakan sakit hati yang menyakitkan. Saya adalah anak tunggal dari mereka.

###


Setelah melahirkan anakku yang pertama.
    Saya lebih sering didalam rumah. Karena itu pula saya sering malamun. Melihat bayiku tersenyum dengan mata polos-nya menatapku. Tidak lama kemudian. Saya teringat masa-masa bersama orang-tuaku.

    Menjadi seorang ibu. Ini awal hari demi hari. Sikapku, sifatku, perasaanku mulai berubah. Apa munkin, ini karena orang-tuaku yang terus menerus mendo’a-kan-ku. Perubahan ini. Sedikit lebih baik dari sebelumnya.

###

    Dengan sikap suamiku yang lebih sering cuex. Dia sering clubing malam Bersama teman-teman-nya. Saya dirumah sudah seperti.. bukan sebagai seorang istri dari-nya.

    Semakin lama hidup Bersama-nya. Saya mulai jenuh. Saya sudah tidak merasakan kebahagiaan, meskipun saya diberikan kekayaan dari-nya.

    Semakin kasar, sikap suamiku terhadapku. Saya semakin merasakan, bahwa ini adalah bukan hidupku. Dan pada waktu itu pula. Saya teringat kepada orang-tua-ku.

    Tanpa sepengatahuan suamiku. Anakku dirawat oleh pembantuku dan Saya sendiri pergi kerumah orang-tuaku. Tiba disana. Rumah terlihat sepi. Saya langsung saja masuk kedalam rumah. Karena pintu tidak terkunci.

“ Umi ….. ? “ tidak ada jawaban .
“ Abi …… ? “ tidak ada jawaban pula. 

    Saya buka pintu kamarku, kamar orang-tuaku, bahkan aku mencari kedapur. Tidak ada seorang pun didalam rumah.

    Saya melihat foto besar didinding ruang tamu. Saya menangis. Melihat foto orang-tuaku tersenyum. Terlihat wajah yang sangat bahagia. Sambil merangkulku. Saya yang masih kecil. Terlihat senyuman yang bahagia Bersama orang-tuaku.

    Terdengar suara pintu depan terbuka. Saya menghampiri suara pintu itu. Saya terkejut dan Senang melihat Umi .  wajah Umi pun terlihat terkejut. Seakan tidak percaya dengan kehadiranku dirumah-nya.

    Saya mendekati Umi. Memeluk-nya. Tapi Umi hanya terdiam seperti patung saja.
Sebelum saya kerumah. Saya sudah mengerti orang-tuaku pasti marah dengan kehadiranku. Karena niatku ingin meminta maaf. Saya pasrah apa yang akan terjadi padaku. 

    Dengan air mata menetes dipipiku. Saya mencoba terus menerus meminta maaf pada Umi.  Umi masih saja terdiam dengan wajah, yang saya pun tidak mengerti, apa artinya.  Umi terdiam melihatku tanpa berkedip. Tidak terlihat marah. Tidak pula terlihat senang.

“ Umi …, maafkan nisa, nisa sungguh menyesal.  Maafin nisa, sikap nisa yang buruk pada umi dan abi.. Umi…. Umi … tolong umi.. jawab … “   umi masih berdiri ditempat terdiam tanpa suara sedikit pun.

Saya berlutut. Mencium kedua-kaki-nya. Dan terus berusaha mencoba meminta maaf. Beberapa menit kemudian.  Kedua tangan umi bergerak. Menarik tubuhku hingga saya berdiri didepan-nya. Didekat wajah-nya. Lalu Umi memelukku. 

Saat melepaskan pelukan-nya. Dengan wajah yang sangat serius. Melihatku dengan tajam. Umi ber-kata “ kamu harus minta maaf sama abi-mu “ .  saya langsung menjawab “ Abi dimana.. Umi.. ? “ . 

Umi mengajakku keluar rumah.  Saya menuruti saja, meskipun saya tidak mengerti,  umi akan membawaku kemana ? .      

Ketika langkah umi berhenti. Saya pun ikut berhenti. Saya sangat sok sekali. Menjerit. Sungguh tidak menyangka, kejadian akan seperti ini. Tertulis ditempat pemakaman, ada nama Abi-ku.

###

Singkat Cerita .
    Umi-ku memaafkanku. Baginya – anak adalah segalanya. Kesalahan apapun yang dibuat oleh-ku, umi kan selalu memaafkanku dan akan tetap menganggapku sebagai anak yang baik.
    Mendengar itu. Saya sangat menyesal sekali, apa yang telah saya lakukan pada orang-tua-ku. 

Perlahan-lahan .
    Hari demi hari. Saya mulai mendekatkan diri lagi pada Tuhan. Saya mulai menjalankan perintah-Nya maupun mencoba menjauhi larangan-Nya.

    Saya pun mencoba untuk memperbaiki rumah tanggaku. Tapi yang kulihat, suamiku masih tetap tak bisa berubah sedikitpun. Akhirnya. Sarah- Anakku sudah ber-umur 2 tahun. Saya ber-cerai. 

    Alhamdulillah. Munkin karena perubahanku dan do’a Umi-ku. Saya Yang menjadi hak asuh untuk merawat anakku .

###

    Setelah Sarah ber-umur 3 tahun lebih. Saya sudah bekerja sebagai asisten Accounting. Umi-ku yang merawat anak-ku, disaat saya sedang bekerja.
    Karena mengingat dosa-dosaku sebelumnya. Saya terus mencoba tingkatkan ibadahku. Selain sholat wajib 5 waktu. Sholat sunnah pun saya coba rutinkan. 
   
    Dini hari. Saya mencoba tuk selalu bangun. Hanya untuk melakukan sholat taubat dan tahajud. Pagi-nya pun saya coba rutinkan untuk mengerjakan sholat dhuha.

    Batinku. Perasaanku. Masih merasakan dosa-dosaku belum bisa terhapuskan. Saya masih mengingat-ngingat hal-hal perbuatan buruk-ku. Karena itu. Saya mencoba sebisa munkin untuk berpuasa senin kamis.

Sebulan kemudian.
    Saya jatuh sakit. Tubuhku terasa lemas. Seminggu saya tidak bisa masuk kerja.
Dirumah. Meskipun tubuh saya masih terasa lemas. Saya masih sempat untuk membaca buku koleksi abi-ku.  Salah satu buku yang  membuat saya tertarik untuk saya baca adalah buku tentang ilmu Sedekah.

    Sesudah saya aktif kembali bekerja. Saya pun mulai mempraktekan ilmu sedekah yang pernah saya baca. Empat bulan berturut-turut. Setengah dari gaji saya. Saya sedekahkan pada masjid yang sedang dibangun.

###

Kembali singkat cerita.
    Sarah sudah ber-umur 6 tahun. Saya menikah lagi dengan pria yang masih perjaka. Dia adalah teman kantorku. Sebelum menikah. Saya menceritakan semua tentang masa-masa laluku. Tapi aneh-nya temanku ini. Masih saja mau menerimaku dan menikahiku. Saya sangat terharu sekali dengan jawaba-nya- saya tidak peduli dengan masa lalumu. Saya lebih peduli dengan masa dimana kamu sekarang.

    Suamiku ini. Sangat baik sekali padaku maupun pada anakku. Sangat beda sekali dengan suamiku sebelumnya. Sungguh terbalik 100%.  Suamiku yang baru ini. Dia memperlakukanku dengan lembut, dan dengan kasih sayang yang tulus dari hati-nya. Saya pun sangat merasakan-nya maupun sarah terlihat bahagia. 

    Setelah lama saya mengenalnya sebagai suamiku. Suamiku ini ternyata, lebih rajin beribadah dibandingkan denganku. Dia pun lebih rajin bersedekah pada anak yatim- piatu.  Apakah ini balasan-Nya . Selama saya mendekatkan diri pada Tuhan. Semoga saja iya.  Apakah dosa-dosa masa laluku sudah terhapuskan. Semoga saja iya.

###

Sarah Sudah bersekolah kelas 3 SMP.
    Anakku sekarang sudah mempunyai adik kecil perempuan ber-umur 1 tahun. Saya pernah berpikir. Karena saya mendapatkan kehidupan keluarga yang saya rasakan bahagia. Mempunyai suami yang baik sholehah. Dan telah melahirkan kembali bayi yang sehat . Saya berharap dosa-dosaku yang pernah saya buat. Sudah terhapuskan. Tapi kenyataan-nya harapanku itu musnah. Sekarang saya telah divonis oleh dokter. Saya mengidap penyakit kanker rahim.  Tuhan belum bisa memaafkanku sepenuhnya.

    Saya masih bersyukur dan bersabar. Saya masih diberi umur panjang dan suamiku yang masih mencintaiku. Semoga penyakitku ini dapat mengurangi dosa-dosaku. Amin .

###

Sarah sudah mulai sekolah SMA.
    Tuhan memberikanku ujian kembali.  Sikap Sarah. Sifat-nya mulai berubah. Ini mengingatkan saya pada masa SMA-ku. Dan saya mulai takut, apa yang kan terjadi pada sarah, sama persis dengan kehidupan saya dimasa remajaku. Saya pernah membimbingnya kejalan Tuhan, menasihatinya.. tapi sarah memberontak dan melawanku.

    Alhamdulillah. saya mempunyai suami yang taat beribadah. Suamiku membantu untuk menasihati Sarah , dengan kesabaran-nya. Dia terus mendo’a kan sarah, agar diberi hidayah. Dan terus mencoba membimbing-nya kejalan Tuhan. 

###

Kini usia-ku 45 tahun.
    Umi-ku tercinta Sudah tiada. Saya terbaring. Sholat, berzikir maupun membaca Al-qur’an , saya hanya bisa melakukan-nya ditempat tidur-ku. Dan berharap Tuhan bisa memaafkanku, menghapus dosa-dosa dimasa laluku sebelum saya diakhirat kelak.

    Alhamdulillah. Sarah sudah berhijab. Dan dia akan menikah dengan pilihan-nya.
Semoga saya masih bisa melihat-nya menikah sebelum saya tiada.

###

Kehidupan seseorang tidak akan sama persis.
Begitu pun balasan-Nya tidak akan sama persis pula .

Saya Percaya
Ini Kehidupanku
Ini Dosa-dosaku
Dan ini Balasan-Nya.


###

Penulis
I'PEN (Idrus Cerpen)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar