Senin, 25 September 2017

" Bu guru, boleh donk aku jadi pacarnya ibu "


Namaku Fadil. Aku terlahir dari orangtua yang tidak harmonis. Mereka hampir tiap hari berantem. Aku pikir-pikir, mengapa mereka kok bisa sampai menikah. Atau jangan-jangan mereka menikah karena terpaksa. Mungkin mamiku hamil sebelum menikah.
Karena orangtuaku yang seperti itu. Aku kurang mendapatkan perhatian dari mereka, dan mereka sangat membebaskanku tentang pergaulanku.

Hingga aku dikenali sebagai anak yang nakal, baik di lingkungan sekitar rumahku, maupun disekolahku.
 Setelah aku lulus SMP. Aku sangat sulit sekali untuk melanjutkan sekolahku. Bukan karena orangtuaku tidak mampu membiayai sekolah. Namun karena nilai ijazahku yang jelek dan prilaku yang tidak baik.
Setelah berkali-kali orangtuaku mencari sekolah yang bisa menerimaku. Akhirnya ada juga sekolah swasta yang mau menerima kenakalanku. Aku tidak tahu alasannya. Bagiku yang terpenting bisa sekolah dan tidak hanya diam dirumah saja, mendengarkan pertengkaran orangtuaku.

Hari pertama masuk sekolah SMA. Aku duduk ditengah paling belakang.
Perempuan yang masih terlihat muda dan berjilbab, masuk kedalam ruangan kelasku. Suara kebisingan dikelaspun langsung berhenti, dan semua murid melihat kearah perempuan itu.

" Nama saya ibu ida. Disekolah ini saya sebagai wali kelas kalian. Saya mohon kerjasamanya. Dan saya berharap kalian bisa mengikuti peraturan-peraturan dan belajar disekolah ini dengan baik.
Melihat wajahnya, aku sangat penasaran sekali dengan umurnya, karena dia terlihat seperti kaka kelas saja. Dengan cueknya aku, aku langsung bertanya padanya " bu, umurnya berapa ? "
" Pertanyaan kamu, sebenarnya tidak sopan menanyakan pertanyaan seperti itu. Tapi karena ini pertama kalinya aku masuk kelas, Aku akan maafkan kamu. Baiklah aku akan jawab pertanyaan kamu. Umurku 24tahun. Ya umurku memang tidak jauh dari kalian . Ada yang kalian mau tanyakan lagi? ".
Dengan sepontanya aku menjawab " Bu guru, boleh donk aku jadi pacarnya ibu " .
Semua murid di kelas melihat kearahku dan tertawa.
_____________

Selain aku menjadi anak nakal. Aku pun bisa dibilang salah satu pria tampan dikelas. Ya tampanku ini, memang dari keturunan orangtuaku. Papiku tampan dan mamiku cantik. Tubuhku pun atletis, mungkin selain dari keturunan papiku, Aku pun suka berolahraga basket.
Aku nakal. Tapi aku tidak nakal pada perempuan. Atau melecehkan perempuan. Memang lumayan banyak yang tertarik padaku. Namun aku hanya cuex saja.
Aku nakal. Ya nakal karena aku sudah berani merokok. Dan suka berkelahi seperti preman saja.
______

Ya mungkin karena kenakalanku. Ibu guru Ida atau wali kelasku sering memperhatikanku dan sering memberi motivasi padaku.
Dengan kesabaran ibu guru Ida dan selalu memperhatikanku, aku merasa seperti memiliki ibu baru yang baik.

Semakin seringnya berbicara pada ibu Ida, aku sudah mulai merasa tidak bisa membedakan dan mengartikan apa itu guru, apa itu siswa. Aku mulai merasa nyaman didekatnya,  nyaman bicara padanya. Hingga akhirnya timbullah rasa suka pada wali kelasku. Bukan hanya sekedar suka pada sosok guru yang baik. Namun pula ada rasa suka pada perempuan- bukan sebagai sosok guru.
Ketika dia sedang memberi motivasi padaku. Aku bertanya padanya.

" Bu, ibu sudah menikah belum ? "
" Ehmm.. kenapa kamu tanya seperti itu?"
" Cuma pengen tau aja bu "
" Ibu belum nikah, fadi...l "
Aku tersenyum padanya dengan hati yang senang berbunga-bunga.
_______

Aku ingin dipuji oleh ibu ida. Aku ingin sekali ibu senang karenaku. Oleh karena itu, saat itu pula lah, aku mulai mencoba untuk berubah. Aku ingin memperbaiki prilaku-ku dan nilai-nilai pelajaran disekolahku.
Aku tahu betul, ibu ida tidak begitu suka melihatku merokok. Waktu itu pula lah aku mulai mencoba berusaha untuk berhenti merokok. Meskipun sulit untuk merubah kebiasaan itu, tapi aku terus berusaha untuk tidak merokok lagi. Denga bantuan dari ibu guru ida, yang selalu mengingatkanku. Perlahan-lahan, aku bisa untuk merubah kebiasaan buruk itu.

Singkat cerita. Prilakuku sudah cukup lumayan baik. Dan yang dulunya aku mendapatkan peringkat terakhir. Sekarang aku sudah mendapatkan peringkat ke sepuluh. Ibu guru ida bangga padaku. Dan dia terlihat senang melihat perubahanku. Senyum yang aku lihat. Semakin manis saja.

" Fadil, ibu senang kamu bisa berubah seperti ini. apa sih yang bisa membuatmu berubah, boleh ibu tahu ? "
" Ini semua karena ibu. Ibu yang tidak pernah berhenti memperhatikanku dan ibu yang selalu memberi motivasi padaku "
" Ya itu memang tugas seorang guru. Ya seperti itu. Ibu senang kamu berubah "
" Terimakasih ya bu .. "
" Iya sama-sama, Fadiiii..l "
________

Setelah lulus dari SMA dengan nilai yang baik. Dengan semangatnya, aku melanjutkan sekolah. Karena aku suka dengan ilmu teknologi. Aku mengambil jurusan IT (Information Technology).
Teringat dengan motivasi-motivasi ibu guru ida. Aku menjadi semangat belajar. Dan aku berjanji pada diriku sendiri, bila aku mendapatkan nilai yang baik dan sudah mendapatkan pekerjaan. Aku akan pergi ke tempat sekolah, bertemu dengan ibu guru Ida.

Sudah lama aku memendam perasaanku ini padanya. Aku ingin sekali, ibu ida mengetahui tentang perasaanku. Kalau aku dari dulu sudah mencintai dia.
______

Bertahun-tahun merindukannya. Bertahun-tahun aku pendam perasaan cintaku padanya.
Hari ini. Aku akan buktikan pada ibu ida, kalau aku bisa menjadi pria yang baik dan pintar.
Aku sudah mendapatkan nilai yang baik dan sudah mendapatkan pekerjaan yang bagus.
Aku bertemu denga bu guru ida. Kami saling terkejut melihat penampilan kami masing-masing.
Dia memuji penampilanku. Dan aku pun memuji kecantikan dia. Sungguh dimataku dia semakin cantik saja. Bila tersenyum semakin menggemaskan.

Aku ajak dia ke kantin. Untuk berbicara padanya. Kami saling bercerita. Dan aku menceritakan pengalaman-pengalaman selama di kuliah. Dan aku pun menceritakan tentang pekerjaan pertamaku.
Kamu saling gurau, bercanda dan mengingat-ngingat masa-masa waktu aku masih SMA.
Dan ketika suasana sedang hening. Aku bertanya padanya. Dan berharap apa yang aku bayangkan bisa terjadi didunia nyata.

" By the way, ibu ida sudah menikah ? "
" Tuh kan, aku kan sudah bilang ke kamu, jangan panggil ibu lagi.."
" hehee.. "
" Aku sudah menikah, dua bulan yang lalu. Fadil sendiri gimana, sudah punya pacar belum, atau jangan-jangan sudah menikah ya..? " .
Aku sangat terkejut sekali dengan jawabannnya. Aku langsung kecewa mendengarnya. Namun aku bersikap berpura-pura. Seakan tidak terjadi apa-apa. Harapanku sudah hilang begitu saja.
" Masih jomblo bu "
" Ehmm.. manggil ibu lagi kan.. masa sih jomblo. Udah wajahmu tampan, pintar, dapat pekerjaan yang bagus. Masa sih gak ada yang mau sama kamu "
" Hehee.." entah apa harus aku katakan padanya, dengan suasana hatiku yang kecewa. Aku hanya bisa tersenyum-senyum palsu padanya.
_________

Cinta tidak harus memiliki. Aku tetap masih mengagumi ibu guru ida yang baik.
Dan sampai sekarang, aku masih menyimpan perasaan cintaku padanya.
Ibu ida pun masih belum tahu tentang perasaanku sebenarnya.

Selesai...

Penulis
Ipen (idrus cerpen)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar