Senin, 24 November 2014

" Bos Dulu VS Tuhan Dulu "



    Ketika aku percaya pada Bos. Berkerja pada Bos. aku harus mengikuti peraturan yang telah dibuat oleh perusahaannya. dari cara berpakaiannya. dari cara kerjanya. Bos akan melihat dan memperhatikan karyawannya. bagaimana penampilanku didalam kantor. sudah rapihkah, sudah bersihkah atau sudah pantaskah aku berkerja diperusahaannya. dan selain itu. bagaimana cara aku berkerja. disiplinkah ? . kerja keras kah ? . atau ada hasilnya kah, aku berkerja diperusahaannya ? . 

    Semua yang aku lakukan atau aku kerjakan di perusahaannya, pasti ada balasannya. bila aku berkerja dengan baik. sesuai dengan keinginan Bos. sesuai dengan peraturan diperusahaannya. pasti hasilnya pun akan baik pula. Mungkin Bos akan memberikanku hadiah atau naik jabatan, atau pula mungkin naik gaji. Begitu juga sebaliknya. bila aku sering melanggar peraturan yang sudah ditentukan oleh perusahaannya. atau cara kerjaku tidak sesuai dengan keinginan Bos. Mungkin Bos akan menegurku. memarahiku. atau bisa jadi. aku akan dipecat dari perusahaannya.


    Bos tidak akan bisa melihat cara kerjaku setiap hari. atau selama aku dikantor. bos belum tentu bisa memperhatikanku sepenuhnya. bisa jadi ketika aku rajin berkerja. disaat itu bos tidak ada. dan disaat aku sedang tidak berkerja. Bos sedang memperhatikanku. disini akan terjadi kesalahpahaman. bos akan berpikir bahwa aku ini pemalas, atau tidak disiplin.

    Dan bisa saja. bagi karyawan yang malas sehari-harinya. bila bos melihat disaat dia sedang berkerja.  mungkin juga bos akan berpikir- dia adalah pekerja keras dan rajin berkerja. ini adalah letak keadilan Bos. karna karyawan tidak semua mempunyai sifat yang sama. ada yang benar-benar tulus berbakti pada bos. dan ada pula yang cari muka. alias cari perhatian. dengan cara berpura-pura berkerja. ketika bos tidak ada- langsung bermain game.dll ehmm... ? .

    Bos adalah manusia. jadi tidak semua sifat bos itu sama. ada yang dibilang bos baik. ada pula bos yang pelit. atau ada juga bos pemarah- dikit-dikit marah. mungkin masih terlihat menguntungkan bila berkerja diperusahan Bos yang baik. kerja kerasku akan diperhatikan. dan akan mendapatkan hasilnya. bisa dapat bonus. bisa naik jabatan. atau naik gaji. tapi bagaimana bila aku berkerja diperusahaan bos yang pelit dan pemarah. selama aku berkerja. meskipun aku mengikuti peraturannya. kerja kerasku. belum tentu ada hasilnya. rejekiku mungkin akan begitu-begitu aja. dan dengan sifat bosku itu. pasti bebanku akan semakin bertambah.

    Selama percaya pada Bos. meskipun mengikuti peraturannya. Rejekiku hanya datang dari dia saja. dan belum tentu berkah. tergantung cara bos berkerja atau membuat peraturan diperusahaannya. ada perusahaan maju dengan cara jujur. ada pula perusahaan maju dengan cara kotor atau berbohong / curang. mendapatkan keadilan dari bos. hanya bisa terlihat dari cara bos memandangku. cara bos memperhatikanku. dan bos tidak selamanya memperhatikanku. tidak akan tahu semua, apa yang pernah aku kerjakan atau yang pernah aku lakukan terhadap perusahaannya.


============

    Bagaimana bila aku percaya pada Tuhan. caranya ya tidak jauh sama. hanya hasilnya berbeda. dan lebih adil. Karena Tuhan Maha melihat. dia akan lebih tahu apa yang sedang aku lakukan dan apa yang telah aku lakukan. dia tahu segalanya. dan balasannya pun akan sesuai dengan apa yang pernah kita lakukan. Karena Tuhan Maha Adil dan Maha Pengasih.

    Seperti aku percaya pada Bos. sebelum mendapatkan gaji / Rezeki. aku harus berkerja dan mengikuti peraturan terlebih dahulu. Pada Tuhan pun Hampir sama. Sebelum aku mendapatkan Rezeki,  aku harus berikhtiar dan mengikuti peraturan Tuhan. Sesungguhnya. bila kita hanya mengikuti peraturan-Nya saja(Tuhan). Rezeki akan datang dengan sendirinya. Karna Tuhan Maha Baik. Maha Pengasih dan Maha Penyayang. terutama pada Umatnya yang mengikuti peraturan-Nya(Tuhan). Hanya saja bila aku berikhtiar-itu akan lebih baik. dan Rezeki pun akan semakin bertambah.  Karena Tuhan mencintai Umatnya yang berusaha/berikhtiar.

    Peraturan Tuhan seperti apa ?. Sebagai Umat Islam. Peraturan yang ada Didalam kitab suci Alquran. Mengikuti perintah-Nya dan Menjauhi larangan-Nya. Harus mulai darimana.. ?.

    Terutama dari penampilan. caraku berpakain. tidak mungkin aku berkerja sebagai Accounting, didalam kantor dengan berpakaian Renang. apa yang akan terjadi. apakah Bosku akan menyukainya. atau akan mentertawakanku. atau menegurku dan memarahiku. bila aku terus berpakaian seperti itu. bosku pasti akan memecatku dari perusahaannya.

    Berpenampilan seperti apakah sebagai muslimah yang baik. yang bisa mengikuti peraturan Tuhan. dan Hingga Tuhan Menyukainya. pakaian yang bisa menutup auratnya. ya berhijab yang baik. bukan dengan pakaian yang ketat. yang memperlihatkan lekuk tubuhnya.

    Setelah berpenampilan sesuai dengan yang Tuhan Suka. selanjutnya beribadah. melakukan sesutu hal yang diwajibkan Tuhan. Misalnya Sholat lima waktu. dan ingin lebih dipuji lagi oleh Tuhan. aku harus melakukan sunnah-sunnah yang sudah ditentukan oleh Tuhan. tidak lupa pula menghindar atau menjauh dari larangan Tuhan. Sesuatu hal yang tidak baik dimata Tuhan.

    Tuhan Tidak akan pernah tidur. Tuhan akan selalu mendampingiku. selalu memperhatikanku. Rezekiku akan tergantung pada Tuhan. akan tergantung pada caraku berikhtiar dan beribadah. bila aku melakukan sesuatu yang baik. Tuhan akan membalasnya dengan yang lebih baik lagi.

    Apakah Benar semua itu terjadi..? . kalau begitu, Bos dulu atau kah Tuhan Dulu ? .


===========

    Dari cerita diatas. jika itu benar terjadi. aku akan memilih Tuhan Dulu. Karena Tuhan akan lebih Adil. Dibandingkan dengan Bos.

    Aku bercermin diri. sudah pantaskah aku. bahwa aku percaya pada Tuhan. mengingat masa-masa sebelumnya. sepertinya aku belum pantas bila aku percaya pada Tuhan. aku belum bisa sepenuhnya mengikuti aturan Tuhan. apa yang diperintahkan Tuhan dan apa yang dilarang Tuhan.

    Pantas saja hidupku tidak sebaik apa yang Tuhan janjikan. Bahwa yang baik. akan mendapatkan yang baik pula. ya aku sepertinya belum termasuk orang yang baik. baik dimata Tuhan. jangankan Ibadah. cara berpenampilanku saja. masih terbuka. aurat terlihat kemana-mana. dan bergaul bebas. bersama pacar. berpegangan tangan yang bukan mukhrimnya. benar juga. Tuhan Maha Adil.

    Aku harus bisa merubah hidupku. hidup yang terbaik dari yang terbaik adalah hidup dijalan Tuhan. ada keadilan. ada yang mengasihi. ada yang menyayangi. ada pula yang memberikan kebaikan. itu semua bukan bersifat sementara. Percaya pada Tuhan. Kebahagiaan untuk selamanya. jangan hanya percaya saja. tapi lakukan. bila tidak ada action. hanya percaya saja. sama saja aku berbohong pada Tuhan.

Kebahagiaan Abadi- Percaya pada Tuhan. Dan lakukan. apa yang diperintahkan dan apa yang dilarang oleh Tuhan. 

Yuk Sama-sama Memperbaiki kekurangan kita dimata Tuhan. semoga bisa dan pasti bisa. Semangat semangat semangat . Amin.




Penulis
I'Pen (Idrus Cerpen)







   

 



 


 
        

 
 









  

   

Selasa, 18 November 2014

" Hidayah & Jodoh "

    Pulang dari tempat kerja. aku melihat seorang pria dewasa duduk dipinggir jalan. dengan kondisi pakaian yang berantakan. dan ada sedikit luka memar didahinya. terlihat wajah kebingungan. entah apa yang dia cari. dia melihat ke kanan, ke kiri dan kebelakang. Sepertinya dia sedang membutuhkan pertolongan.

    Aku yang merasa kasian padanya. dan penasaran apa yang sedang terjadi padanya. aku dekati dia. dan mencoba bersikap ramah padanya.
" Assalamualaikum. maaf mas, mas sedang cari apa.. ?  "
" mba ini siapa ya ... ? "
" dari tadi saya perhatikan, mas terlihat orang yang sedang kebingungan.., saya hanya ingin tahu apa yang terjadi pada mas.. " .
" saya tidak tahu mba.., apa yang telah terjadi pada saya.. "
" kalau boleh tahu. Mas ini darimana dan mau kemana .. ? "
dengan pertanyaanku itu. dia semakin terlihat bingung. dan hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala.
" ada KTP mas .. ? "

" .........................."
Dia tidak tahu namanya sendiri. alamat rumahnya pun, dia tidak tahu. dompet yang dia miliki sudah hilang. mungkin pemuda ini mendapatkan kecelakaan. barang yang dia miliki dicuri orang. dan sekarang dia sedang hilang ingatan. mungkin pengaruh kecelakaan yang terjadi padanya.

 
=========

    Bila pemuda itu aku bawa ke polisi. aku takut aku akan menjadi tersangka. dan aku harus banyak menjawab yang mungkin banyak pertanyaan dari polisi. karena itu. aku bawa saja pemuda itu ke rumah orangtuaku. aku tidak tega melihat dia sendirian seperti orang kebingungan. 

    Setelah aku menjelaskan tentang pemuda itu kepada orangtuaku. Alhamdulillah orangtuaku setuju untuk sementara pemuda itu tinggal bersama keluargaku.

    Aku adalah anak pertama dari tiga bersaudara. kedua adikku semuanya laki-laki. ayah dan ibuku adalah seorang guru dipesantren. dan aku pun seorang guru SMP di pesantren pula.
 
=========

    Beberapa minggu pemuda itu tinggal bersama kami. dengan sikap orangtuaku dan kedua adikku yang ramah. pemuda itu sudah mulai merasa nyaman tinggal bersama kami.

    Tiga bulan kemudian. dia sudah seperti saudara sendiri. dia suka membantu pekerjaan rumah, membantu mengantar barang dagangan ibuku. dan yang sebelumnya dia tidak bisa sholat, tidak bisa membaca alquran. sekarang dia sudah terlihat sangat rajin sholat. dan pula sering mengikuti pengajian bersama adik-adikku.

    Hampir setahun. aku sudah mulai ada rasa suka padanya. entah apa yang aku suka padanya. wajahnya kah. atau sikap baik-nya kah. aku tidak tahu. mungkin pula karena terlalu sering bertemu dengannya. bicara maupun bercanda dengannya. bisa jadi iya. dan aku pun melihat dia, dari cara sikapnya, perhatiannya padaku. sepertinya dia pun punya rasa yang sama. kalau kami saling menyukai. mungkin saling mencintai.

    Dan benar apa yang aku rasakan selama ini. dia mengatakan cinta padaku. meskipun aku mencintainya juga. namun aku tidak langsung menjawabnya untuk menerima cintanya. karena aku belum tahu tentang dia semuanya. darimana asalnya. bagaimana keluarganya atau yang lain.

    Dengan penjelasanku itu. Alhamdulillah dia sangat mengerti. karena itu pula. dia mencoba untuk mencari keluarganya. dia berusaha pergi kemana-mana untuk mencari keluarganya. mencoba untuk mengingat-ngingat masa lalunya. hingga dia sakit kepala. dia melakukan semua itu. karena dia sangat mencintaiku dan ingin menikahiku.

=========

    Ooo.. iya. karena dia lupa dengan namanya sendiri. kami memberi dia nama "Yusuf". hari ini seperti biasa Mas Yusuf membantu ibuku. untuk mengirim barang dagangannya. didalam perjalanan ketika dia sedang berada didalam angkot. Mas Yusuf mendapatkan kecelakaan. angkot yang dia tumpangi menabrak angkot yang lain. hingga yusuf dibawa kerumah sakit.

    Aku yang telah diberi tahu oleh tetanggaku. bersama orangtuaku. waktu itu juga kami pergi kerumah sakit. setibanya disana. terlihat dia sudah sadar dari pingsannya. dan aku melihat perban didahinya.

" gimana mas yusuf. sudah baikan... ? " 
" maaf ya. kalian ini siapa .. ? " .
pertanyaan itu membuat kami semua kebingungan.
" aku mba Siti mas ... ? "  karena aku sudah dekat dengannya. jadi bukan kata "saya" lagi. tapi "Aku"
" maaf mba. saya tidak kenal mba.. " .

lalu ayahku bergumam .
" nak, mungkin dia sudah sadar dari ingatannya.. " .

karena aku masih penasaran padanya. aku bertanya kembali padanya.
" Mas. aku ini yang mengajarkan kamu sholat, baca Alquran.. ". lalu dia terlihat terkejut dan bingung.
" Maaf ya mba. saya tuh dari kecil ga pernah sholat, ga pernah baca Alquran. karena saya ini non-muslim mba.. " .

mendengar jawaban darinya. aku lebih terkejut. ternyata dia adalah seorang non-muslim.


    Beberapa menit kemudian. masuklah seorang bapak dan ibu. dan mereka adalah orangtua pemuda itu. mungkin Yusuf sudah mengingat dan bisa menelepon keluarganya. hingga mereka atau orangtua nya bisa datang kerumah sakit.

    Aku dan orangtuaku menjelaskan pada orangtuanya. bahwa selama ini, ketika yusuf hilang ingatannya. dia tinggal bersama kami.  dan setelah orangtuanya bisa mengerti apa yang kami jelaskan tentang Yusuf. kami pergi dari kehidupannya.

=========


    Aku yang telah mencintainya dan berharap dia menikahiku. dan pula dia sudah janji padaku. bila dia telah menemukan orangtuanya. dia akan menikahiku. ternyata ceritanya lain. tidak mungkin aku menikah dengannya. karena dalam agamaku. tidak baik menikah dengan pria non-muslim. bahkan hukumnya haram.


    Meskipun sulit untuk melupakan dia. tapi dengan ibadahku dan ingat pada Tuhanku. Yaitu Allah SWT. Aku bisa sedikit melupakannya. dan sudah tidak berharap lagi-dia akan menikahiku. 

    Satu tahun. Dua tahun. Tiga tahun. tidak ada kabar darinya. hingga aku memutuskan untuk menikah dengan temanku. dia adalah seorang guru. guru dipesantren. tempat aku mengajar.

==========
    Dua bulan kemudian. tidak aku sangka. pria yang pernah aku cintai dan pria yang pernah aku lupakan. dia datang kerumahku. dan menemuiku.

" Apa kabar mba .. ? "
" Alhamdulillah baik.., mas gimana kabarnya.. ".
" Alhamdulillah baik juga..". dalam hati bertanya-tanya dengan jawabannya. seorang non-muslim mengucapkan Alhamdulillah ?.
" Mas ada apa ya kesini... ?, bukannya mas sudah lupa sama aku..? " . 
" iya makannya itu, mas kesini karena mas sudah bisa mengingatnya. mas kesini mau tepati janji mas. aku ingin melamarmu..dan menikah dengan kamu ".
" bukannya mas itu non-muslim..".
" sudah setahun mas mempelajari ilmu agama islam. dan mas juga sekarang sudah menjadi umat  islam.  " 
" apa mas ... ? "
" iya sekarang mas sudah beragama islam. dan sekarang mas ingin menepati janji mas. mas ingin  menikahi kamu. " .
" maaf ya mas. satu tahun lebih. aku sudah nunggu kabar dari mas. tapi mas ga ada kabar sama sekali. dan sekarang aku sudah menikah " .
" apa ..benar kamu  sudah menikah.. "
" iya mas.  dua bulan yang lalu aku menikah dengan temanku. sejak kamu ga ada. dia yang selalu perhatian sama aku.  mungkin kita ga jodoh mas. " .
"........" .

  
============= 

    Satu tahun kemudian. dia mengundangku. dia akan menikah dengan seorang perempuan muslimah berhijab.

Hidayah bisa datang pada siapapun dan kapanpun. Begitu pula Jodoh.





Penulis
I'Pen (Idrus Cerpen)





















 



 

Kamis, 13 November 2014

" Semua OrangTua itu Baik. Hanya Saja ... "

    Aku anak ke tiga dari tiga bersaudara. Ratna. kakaku yang pertama, sudah menikah dan sudah punya satu anak perempuan yang masih berumur tiga tahun. Raka. kakaku yang kedua, belum menikah tapi sudah berkerja.

    Mba Ratna. hanya lulusan SMP. Mas Raka. hanya lulusan SMA. Semua itu karena faktor materi. orangtuaku tidak mampuh melanjutkan anak-anaknya untuk sekolah ketingkat pendidikan yang lebih tinggi lagi. 

    Ayahku diJakarta hanya bisa berkerja sebagai tukang parkir. Ibuku hanya sebagai petani dikampung. Melihat anaknya sampai sekolah SMA saja. Orangtuaku sudah cukup senang. Apalagi kak Raka sudah bisa berkerja.

    Sebelumnya. aku pikir. orangtuaku tidak mampuh membiayai kak Raka untuk kuliah alasannya karena materi mereka tidak cukup untuk membiayai kuliah. tapi setelah aku lulus SMA. yang aku pikirkan selama ini ternyata-SALAH.

    Bukan hanya karena materi saja. tapi ada hal lain yang membuat mereka tidak menginginkan anaknya untuk kuliah. Yang pertama. Mungkin tidak ada Niat. Atau mungkin dalam pikiran mereka yang penting anak-anaknya sudah bisa berkerja. itu saja sudah cukup.

**********
   Ayahku mendapatkan warisan dari orangtuanya. Jumlahnya ya lumayan cukup besar. Disaat itu aku merasa senang sekali. karena dengan itu. keinginan untuk kuliah, mungkin akan terwujud. apalagi aku adalah anak terakhir yang masih sekolah. dan aku adalah seorang laki-laki. Biasanya orangtua akan berpikir-'harus ada anak yang bisa sekolah tinggi atau mempunyai pendidikan yang lebih tinggi. dimasa depannya, setelah berkeluarga. seorang laki-laki mempunyai tanggung jawab yang besar " . 

    Namun keinginanku untuk kuliah. terhapus sudah. karena cara orangtuaku berpikir berbeda- setelah lulus SMA. mereka membiarkanku untuk mencari pekerjaan. Dikampungku, lulus SMA saja, rata-rata sudah termasuk sekolah tinggi. karena kebanyakan dikampungku, mungkin orangtua menyekolahkan anaknya, hanya bisa mampuh sampai SMA saja.

***********

    Bila orangtuaku benar-benar berniat untuk membiayaiku kuliah. sebenarnya orangtuaku mampuh. Mereka hanya tidak ingin melihat anaknya mempunyai pendidikan lebih tinggi lagi. mereka sepertinya tidak ingin melihat anaknya lebih maju. atau pendidikannya atau kehidupannya lebih baik dari anak yang lain. Mereka lebih memilih uang warisan itu. dipergunakan untuk membeli sawah dan kebun. hingga akhirnya sekarang aku berkerja menjadi pelayan Restaurant.

    Ada rasa sedikit kecewa dihatiku. Menjadi pelayan. tidak pernah sedikitpun terpikir olehku. aku merasa ini bukan kehidupanku. bukan begini, yang selama ini aku inginkan. aku ingin kuliah, mempunyai pendidikin yang lebih tinggi. agar aku bisa berkerja dikantor, mendapatkan gaji yang lebih besar. dan lebih dihormati banyak orang.

    Didalam keseharianku. rasa kecewaku terhadap orangtuaku, semakin lama semakin marah. Hidup pun tidak ada rasa semangat. hanya ada rasa malas menemaniku.

    Orangtuaku tidak mengerti keinginan anaknya. mereka tidak memikirkan masa depan anaknya. mereka tidak ingin tahu apa mimpi anaknya. apa yang membuat anaknya merasa senang. mereka tidak sama sekali memikirkan itu. yang terpenting anaknya sudah bisa berkerja. Apakah seperti itu pikiran orangtua yang baik.

*********
Sebelum mendapatkan pekerjaan.

" Bu. Riki pengen kuliah.. "
" Ibu ga mampuh nak, untuk membiayai kamu kuliah.."
" Bapak kan dah punya warisan bu... "
" Uang itu dah ibu pakai nak, buat beli sawah dan kebun .. "
" Kenapa sih bu.., ga dipakai buat kuliah Riki..? "
" Buat apa sih nak kuliah lagi.., kakamu aja hanya lulusan SMA. Sekarang sudah dapat    pekerjaan.."
" Tapi Riki pengen kuliah bu.. "
" Ibu bukan orang kaya nak.., buat kehidupan sehari-hari aja. Ibu masih ngutang ke orang lain "
" Ahh.. Ibu aja. ga ada niat untuk kuliahin Riki " .



    Hubunganku dengan orangtuaku yang sebelumnya sangat dekat. karena masalah itu. hubunganku dengan orangtuaku menjadi renggang. ada rasa malas untuk mendekati atau bicara dengan orangtuaku. mungkin karena masih ada rasa kecewa yang selalu menghantui pikiranku. hingga rasa marah pun bergejolak. '

    Sikapku pun berubah. aku menjadi anak nakal, ugal-ugalan, bergaul dengan pemuda pengangguran. Keluyuran malam-malam. hingga berantem dengan orangtuaku yang tidak suka dengan sikap perubahanku. 

    Karena kakaku. aku bisa berkerja sebagai pelayan Restaurant. ditempat dia berkerja.

**********

    Dijakarta. aku berkerja dengan rasa minder. tidak ada rasa percaya diri. aku merasa direndahkan oleh orang lain. aku pun malu untuk bergaul. apalagi bergaul dengan orang yang wawasannya lebih luas dariku.

    Dengan uang yang aku punya dari gajiku. hanya bisa untuk makan sehari-hari dan membeli pakain. ingin main bersama teman-teman saja. masih memikirkan " cukup ga ya uangku untuk main? " . dan ingin mendekati perempuan yang aku suka aja. karena melihat kekuranganku. aku tidak berani untuk menyapanya atau mendekatinya.

    Aku jarang sekali pulang ke kampung. masih ada rasa kecewa pada orangtuaku. bila orangtuaku meneleponku atau menelepon kakaku, hanya untuk ingin bicara denganku. aku menolak untuk bicara dengan mereka. kakaku pun terkadang menegurku. tapi aku selalu menghiraukannya. aku tetap kecewa pada orangtuaku. yang tidak menginginkan untuk mewujudkan mimpiku. mereka hanya mementingkan kehidupan mereka saja. mereka tidak peduli apa keinginan anaknya.
 
*********

    Setelah bertahun-tahun dengan rasa kecewaku pada orangtuaku. kini aku sudah berusia-28. aku mulai sadar. sikapku terhadap orangtuaku salah besar. dan aku sangat menyesal. karena kesadaranku ini, ada setelah ibuku meninggal dunia.

    Sebelum ibuku meninggal dunia. ibuku sempat menjelaskan tentang mengapa dia membeli sawah dan kebun. " karena ketika nanti ibuku dan bapakku meninggal. mereka ingin meninggalkan sesuatu yang berguna untuk anaknya. hingga anak-anaknya tidak merasakan kekurangan materi. dengan itu mereka bisa tenang diakhirat kelak.. karena melihat anak-anaknya bisa hidup bahagia dengan berkecukupan materi ".

    Aku sangat bersalah sekali dan sangat menyesal tentang sikapku pada orangtuaku. Ternyata orangtua sangat peduli pada anak-anaknya. ternyata orangtuaku sangat baik. dan ternyata bertahun-tahun aku sudah mengecewakannya. aku tidak tahu berterimakasih. apakah aku termasuk anak durhaka. Maafkan Aku ya Allah.. Ibu, Bapak .. maafkan aku. aku sangat menyesal sekali.

   Ingin hidupnya maju. Ingin kaya. Ingin gaji besar. atau ingin berpenghasilan besar. tidak hanya dengan menjadi sarjana saja. ternyata masih banyak cara.


Semua Orangtua itu baik. Hanya saja... caranya yang berbeda.




Penulis
I'Pen (Idrus Cerpen)








  
     










 







  
     

       

Senin, 03 November 2014

" Suamiku Berseragam .. "

    Malam ini. aku sangat senang sekali. karena suamiku akan pulang dari tempat tugas kerjanya diluar kota. setelah sholat isya. untuk menyambut suamiku yang sudah lama tidak bertemu. aku mempercantik diri. dengan penampilan sexy pula. berhubung dirumahku tidak ada orang lain. malam ini aku tidak memakai hijab seperti biasanya.

    Mempersiapkan makan malam seindah mungkin. agar suamiku senang. dan semakin mencintaiku. dengan gelisah aku duduk menunggu di ruang makan. sambil melihat jam dinding. terlihat jam delapan malam lebih. hampir mendekati setengah sembilan.

    Suara mobil terdengar. aku lihat dijendela. benar yang aku rasakan. aku melihat pria tegap tinggi berseragam. Ya dia adalah suamiku.

    Aku sambut dia dengan pelukan mesra. Tas yang dia bawa. aku ambil dan aku letakkan ketempat yang biasanya. diruang makan. kami duduk berhadapan. wajahnya dan sikapnya masih terlihat sama seperti pertama kali masuk rumah. tidak terlihat senang. sepertinya ada sesuatu yang dia sembunyikan. aku mencoba untuk bersikap ramah. namun balasannya sama saja-Cuex.

" Pah.. Ada apa sih.. " .  Dia masih terdiam. dan mata tajamnya menatap mataku dengan lebih tajam. Dia mengambil Pisau yang ada dimeja. yang sengaja ditaruh untuk mengupas buah apel. perlahan dia berdiri mendekati membelakangi tubuhku. hatiku perasaanku sudah mulai terasa takut. disaat aku menengok kebelakang. lalu dia mendekapku dengan kasar. pisau yang dia pegang didekatkan kewajahku.
" jadi selama ini, sejak aku ga ada dirumah. kamu jalan sama pria lain ya .. " .
dengan sepontan tangaku menahan lengan dia yang kuat. agar pisau itu tidak mengenai wajahku.
" apa sih pah, pria yang mana .. ? " . dengan nada suaraku yang sesak. karena dekapannya yang semakin kuat. " jangan pura-pura ga tau yaaa " . Suara suamiku semakin marah dan terdengar kencang. aku mencoba sekuat tenaga untuk berdiri.

    Ketika kami sudah dalam keadaan berdiri. Pisau itu sudah ada didekat perutku. tanganku masih bisa menahan tangannya. dengan sekuat tenaga, aku mencoba melepaskan tubuhku dari dekapannya yang kasar. setelah sedikit menjauh dari tubuhnya. tidak disengaja. aku memegang tangan dia yang masih memegang pisau itu. yang tadinya mengarah pada perutku. dengan tenaga dia sendiri. pisau itu menjadi mengarah kesamping kiri perut suamiku. aku lihat baju yang dia kenakan keluar darah. suamiku merasa kesakitan dan tergeletak dilantai. dengan paniknya aku. melihat suamiku dengan rasa takut. tergesa-gesa. aku pergi kekamar untuk mengambil beberapa pakaian dan dompet. setelah dimasukkan kedalam Tas. aku langsung pergi melewati suamiku yang sedang terbaring kesakitan.

    Aku melarikan diri dari rumah suamiku. berhubung sudah malam. aku naik taxi menuju rumah teman terdekatku. Paginya aku pergi ke terminal bus. untuk pergi jauh dari kota ini. menghindar dari kehidupan suamiku. suamiku yang pencemburu dan kasar. jangankan untuk melakukan selingkuh. niat pun tidak ada dalam pikiranku.  

--------

    Sikap suamiku seperti itu bukan yang pertama kali. Ini adalah yang ketiga kalinya. Sebelumnya pernah juga aku kabur dari rumahnya. waktu itu aku pergi kekampungku di jawa tengah. tapi tidak lama kemudian suamiku menjemputku dan memintaku untuk balik lagi kejakarta. tempat istananya. Dia meminta maaf. dan sedikit memaksaku agar aku bisa balik lagi kerumahnya. karena dia ingin berubah, tidak akan mengulangi sikap kasarnya itu. aku menerima maafnya dan ikut pergi bersama suamiku.

    Namun kali ini. Aku tidak akan pergi kekampung halamanku. karena suamiku sudah tahu rumah orangtuaku. aku ingin kehidupan yang bebas. aku ingin kehidupan yang baru. aku sudah tidak sanggup lagi hidup dibayang-bayangi suamiku. aku sudah tidak merasakan kebahagiaan bersamanya. aku hanya manusia biasa. aku pun menginginkan hidup yang bahagia. seperti keluarga lain. penuh dengan senyuman. canda tawa. hidup yang harmonis. penuh dengan kasih sayang. bukan kehidupan dengan rumah yang mewah dan harta berlimpah tapi batin terasa sakit tersiksa.

    Daerah Jawa timur. tempat untuk kehidupan baruku. aku bertemu dengan teman lama. sewaktu aku masih berkerja bersama. namanya Ayu. cantik dan baik hati. Dia sudah menikah dengan seorang guru pesantren. sekarang dia hanya menjadi ibu rumah tangga. terkadang dirumah mengajar mengaji pada anak yang masih SD.

    Setelah bercerita panjang tentang kehidupanku bersama suamiku. Alhamdulillah dia mengerti apa yang sedang aku rasakan. dan dia bersama suaminya, akan membantu untuk mencari tempat tinggalku.

    Seharian berkeliling. akhirnya aku menemukan rumah sederhana yang sudah lama tidak ditempati. rumah itu milik pak RT. 

------------

 
    Rumah yang tadinya kotor, banyak debu dan penuh barang yang berantakan. kini sudah terlihat rapih dan bersih. semua ini karena dibantu oleh saudara-saudaranya temanku. Rumah yang akan aku tempati ini tidak gratis loh.

    Aku meminta pekerjaan pada temanku. Alhamdulillah. Suaminya yang baik menawarkan pekerjaan padaku. untuk menjaga salah satu warung / toko yang ada dipesantren.

    Dua hari kemudian. Aku langsung berkerja. Suami temanku yang memberi tahu tempat dan cara berkerjanya. karena pemilik warung ini belum sempat datang.

    Ketika aku sedang menyapu halaman didepan warungku. ada anak perempuan yang masih berumur 6 tahun.
" Assalamualaikum...., " .
" Waalaikumsalam ..."
" Mba baru ya disini... " .
" emmm.. ". aku mendekati anak kecil itu. " ade siapa ya .., kok sendirian aja, kemana ibunya..?  " .
" namaku Suci mba, suci ga punya ibu.. "
" terus suci kesini sama siapa .. ? "
" sama bapak .. " .

Beberapa menit kemudian. ada seorang pemuda berkemeja batik menghampiri kami.
" Suci lagi ngapain .., jangan nakal ya ..? ". 
" ..... " Suci hanya diam saja.
" ini mba dewi ya .. ? "
" iya pak.. " .
" Saya Yusuf .. "  dan kami berkenalan tanpa bersalaman.


    Pak Yusuf adalah pemilik warung. tempat aku berkerja. Dia pula seorang guru agama dipesantren. Dan Suci adalah Anak satu-satunya. Meskipun sudah punya anak. tapi usianya hanya terpaut 3 tahun lebih tua dariku. Istrinya sudah tiada karena penyakit Kanker Rahim.

---------

    Orangtuaku sudah tahu, bila aku sudah tidak bersama suamiku lagi. aku berpesan pada orangtuaku, bila suamiku bertanya mengenaiku. bilang saja tidak tahu. karena aku tidak ingin suamiku tahu tentang keberadaanku.

    Ditempat baruku ini, aku sudah merasakan kehidupan normal. sudah tidak ada lagi pertengkaran, perselisihan, yang bisa membuat hatiku sakit. aku benar-benar merasakan kebahagiaan. 

    Selain berkerja. aku pun mencoba ikut membantu temanku untuk mengajar membaca al-quran pada anak-anak ditempat pengajiannya.

    Suci sering main ke warung. hingga hubunganku dengannya semakin dekat. dia sudah seperti anakku sendiri. aku menjadi sayang padanya. anaknya cantik. lucu. dan pintar bicara. dia belum pernah merasakan kasih sayang seorang ibu. karena ibunya meninggal disaat dia masih berumur 1 tahun. dia merasa nyaman bersamaku. terkadang dia menganggapku seperti ibunya sendiri.

---------

    Sudah setahun aku berkerja. Hubunganku bersama Pak Yusuf dan Suci. sudah tidak terlihat lagi kalau aku ini adalah karyawan. kami sudah terlihat seperti teman dekat saja. Sudah saling mengenal kehidupan masing-masing. 

    ketika dipesantren libur. sore hari. aku bersama suci sedang bermain dirumah. terdengar suara pintu rumah diketuk-ketuk. dan aku mendatanginya. Tidak aku sangka orang yang sudah lama aku lupakan. dia hadir didepanku. aku tidak tahu dia tahu darimana tentang keberadaanku. munkin karena pekerjaan dia. memudahkannya untuk mencariku. ya dia adalah suamiku.

    Meskipun dia tidak sedang mengenakan seragam. Walaupun sudah lama tidak bertemu denganya dan aku sudah melupakannya. Dengan spontan wajahku terkejut melihatnya. Aku coba untuk menutupi pintu. tapi suamiku dengan gesit menahan pintu itu. hingga aku terdorong, hampir saja aku terjatuh. aku menjauh darinya. suci mendekatiku dengan wajah ketakutan. langsung saja aku merangkulnya untuk melindunginya. dengan wajah penuh amarah, suamiku melihatku.
" siapa dia ... " sambil matanya menunjukkan ke suci.
" ini anak temanku .." .
Tiba-tiba temanku-Yusuf datang untuk menjemput suci.
" Assalamualaikum.. " . hanya aku yang menjawab " waalaikumsalam.. " .
Suci mendekati bapak-nya " Pak ...." .
Suamiku melihat temanku dengan Curiga.  " Siapa dia .. ?"
" Dia temanku .. "
" Mas.. Kenalin ini suamiku.. " .
Saat temanku mengulurkan tangannya. namun suamiku tidak menyambut tangannya.
" jadi selama ini kamu tinggal sama dia. kamu pergi karena dia..? " .
Temanku bergumam " Maaf pak.., bapak salah paham.. " .
Suamiku mengambil pistol dan diarahkan ketemanku. " Kamu diam ya.. " .
Aku yang semakin takut akan terjadi pada temanku. aku menghadangnya . " kamu boleh bawa aku pulang. jangan ganggu dia. dia tidak tahu apa-apa.. dan bukan siapa-siapanya aku .. ? " .

    Aku dibawa suamiku ke mobilnya untuk pulang kejakarta. dalam tengah perjalanan. Dia meminta maaf padaku dan tidak akan mengulangi kejadian itu lagi. tapi aku sudah tidak percaya lagi. dari dulu juga dia seperti itu. meminta maaf dan tetap melakukan sikap kasarnya lagi.  
" pah.. aku merasa hubungan kita sudah tidak cocok lagi.. "
" maksudmu apa .. ? ".
" Aku minta cerai.. " .
" Apa kamu bilang .., jadi kamu ingin cerai dan kamu bisa tinggal sama temanmu itu..? "
" sebelum aku kenal temanku itu. aku sudah mengingingkan cerai .." .


Suamiku membelokkan mobilnya. dan dalam hati aku bertanya-tanya " mengapa mobilnya dibelokkan ? " . arahnya seperti ingin balik lagi kerumah temanku.
" mau kemana lagi pah ..? " .
" aku akan beri pelajaran pada temanmu itu. agar dia tidak mengganggu istri orang lagi.." .
" Apa-apaan sih kamu.. " sambil aku mendorong-dorong tubuhnya.. ".
" sudah diam kamu .."  dia pun membalas mendorong tubuhku dengan kuat. dalam hatiku berzikir. berdoa meminta pertolongan pada Tuhan. agar tidak terjadi apa-apa pada temanku itu. bisa saja dengan sifat suamiku. dia akan menembak temanku.
" baik pah.., aku tidak akan bercerai sama kamu.. "
Ketika ada belokan yang tajam. dia melihat kearahku . aku yang sedang memohon-mohon padanya.
Ada mobil angkot. dengan arah yang berlawanan.  dan mobil suamiku yang sedang berkecepatan tinggi. bertabrakan dengan mobil angkot itu.

    Tidak tahu sudah berapa lama. ketika aku sadar. aku sudah ada dirumah sakit. banyak luka ditubuhku. dan aku belum bisa untuk bergerak banyak. 

    Singkat Cerita. Setelah beberapa bulan kemudian. tubuhku sudah sedikit membaik. dan suamiku telah meninggal dunia karena kecelakaan itu.

    Dan setahun kemudian. Aku menikah dengan temanku-Yusuf. Hingga sekarang. pernikahan kami sudah dua tahun lebih. aku sedang hamil tiga bulan. Inilah kehidupanku yang aku inginkan. meskipun hidup sederhana. tapi batinku merasakan kebahagiaan, dengan sikap suamiku yang lembut. penuh kasih sayang. dia sangat mengerti memperlakukan pada seorang perempuan. hingga aku semakin mencintainya. 

------------

Jangan terlalu fokus pada kekayaan. tapi lebih fokuskan pada kebaikan dan ibadah seseorang. dan kamu akan mendapatkan kebahagiaan. InsyaAllah . Amin.




Selesai .......



Penulis
I'Pen (Idrus Cerpen) .