Kamis, 13 November 2014

" Semua OrangTua itu Baik. Hanya Saja ... "

    Aku anak ke tiga dari tiga bersaudara. Ratna. kakaku yang pertama, sudah menikah dan sudah punya satu anak perempuan yang masih berumur tiga tahun. Raka. kakaku yang kedua, belum menikah tapi sudah berkerja.

    Mba Ratna. hanya lulusan SMP. Mas Raka. hanya lulusan SMA. Semua itu karena faktor materi. orangtuaku tidak mampuh melanjutkan anak-anaknya untuk sekolah ketingkat pendidikan yang lebih tinggi lagi. 

    Ayahku diJakarta hanya bisa berkerja sebagai tukang parkir. Ibuku hanya sebagai petani dikampung. Melihat anaknya sampai sekolah SMA saja. Orangtuaku sudah cukup senang. Apalagi kak Raka sudah bisa berkerja.

    Sebelumnya. aku pikir. orangtuaku tidak mampuh membiayai kak Raka untuk kuliah alasannya karena materi mereka tidak cukup untuk membiayai kuliah. tapi setelah aku lulus SMA. yang aku pikirkan selama ini ternyata-SALAH.

    Bukan hanya karena materi saja. tapi ada hal lain yang membuat mereka tidak menginginkan anaknya untuk kuliah. Yang pertama. Mungkin tidak ada Niat. Atau mungkin dalam pikiran mereka yang penting anak-anaknya sudah bisa berkerja. itu saja sudah cukup.

**********
   Ayahku mendapatkan warisan dari orangtuanya. Jumlahnya ya lumayan cukup besar. Disaat itu aku merasa senang sekali. karena dengan itu. keinginan untuk kuliah, mungkin akan terwujud. apalagi aku adalah anak terakhir yang masih sekolah. dan aku adalah seorang laki-laki. Biasanya orangtua akan berpikir-'harus ada anak yang bisa sekolah tinggi atau mempunyai pendidikan yang lebih tinggi. dimasa depannya, setelah berkeluarga. seorang laki-laki mempunyai tanggung jawab yang besar " . 

    Namun keinginanku untuk kuliah. terhapus sudah. karena cara orangtuaku berpikir berbeda- setelah lulus SMA. mereka membiarkanku untuk mencari pekerjaan. Dikampungku, lulus SMA saja, rata-rata sudah termasuk sekolah tinggi. karena kebanyakan dikampungku, mungkin orangtua menyekolahkan anaknya, hanya bisa mampuh sampai SMA saja.

***********

    Bila orangtuaku benar-benar berniat untuk membiayaiku kuliah. sebenarnya orangtuaku mampuh. Mereka hanya tidak ingin melihat anaknya mempunyai pendidikan lebih tinggi lagi. mereka sepertinya tidak ingin melihat anaknya lebih maju. atau pendidikannya atau kehidupannya lebih baik dari anak yang lain. Mereka lebih memilih uang warisan itu. dipergunakan untuk membeli sawah dan kebun. hingga akhirnya sekarang aku berkerja menjadi pelayan Restaurant.

    Ada rasa sedikit kecewa dihatiku. Menjadi pelayan. tidak pernah sedikitpun terpikir olehku. aku merasa ini bukan kehidupanku. bukan begini, yang selama ini aku inginkan. aku ingin kuliah, mempunyai pendidikin yang lebih tinggi. agar aku bisa berkerja dikantor, mendapatkan gaji yang lebih besar. dan lebih dihormati banyak orang.

    Didalam keseharianku. rasa kecewaku terhadap orangtuaku, semakin lama semakin marah. Hidup pun tidak ada rasa semangat. hanya ada rasa malas menemaniku.

    Orangtuaku tidak mengerti keinginan anaknya. mereka tidak memikirkan masa depan anaknya. mereka tidak ingin tahu apa mimpi anaknya. apa yang membuat anaknya merasa senang. mereka tidak sama sekali memikirkan itu. yang terpenting anaknya sudah bisa berkerja. Apakah seperti itu pikiran orangtua yang baik.

*********
Sebelum mendapatkan pekerjaan.

" Bu. Riki pengen kuliah.. "
" Ibu ga mampuh nak, untuk membiayai kamu kuliah.."
" Bapak kan dah punya warisan bu... "
" Uang itu dah ibu pakai nak, buat beli sawah dan kebun .. "
" Kenapa sih bu.., ga dipakai buat kuliah Riki..? "
" Buat apa sih nak kuliah lagi.., kakamu aja hanya lulusan SMA. Sekarang sudah dapat    pekerjaan.."
" Tapi Riki pengen kuliah bu.. "
" Ibu bukan orang kaya nak.., buat kehidupan sehari-hari aja. Ibu masih ngutang ke orang lain "
" Ahh.. Ibu aja. ga ada niat untuk kuliahin Riki " .



    Hubunganku dengan orangtuaku yang sebelumnya sangat dekat. karena masalah itu. hubunganku dengan orangtuaku menjadi renggang. ada rasa malas untuk mendekati atau bicara dengan orangtuaku. mungkin karena masih ada rasa kecewa yang selalu menghantui pikiranku. hingga rasa marah pun bergejolak. '

    Sikapku pun berubah. aku menjadi anak nakal, ugal-ugalan, bergaul dengan pemuda pengangguran. Keluyuran malam-malam. hingga berantem dengan orangtuaku yang tidak suka dengan sikap perubahanku. 

    Karena kakaku. aku bisa berkerja sebagai pelayan Restaurant. ditempat dia berkerja.

**********

    Dijakarta. aku berkerja dengan rasa minder. tidak ada rasa percaya diri. aku merasa direndahkan oleh orang lain. aku pun malu untuk bergaul. apalagi bergaul dengan orang yang wawasannya lebih luas dariku.

    Dengan uang yang aku punya dari gajiku. hanya bisa untuk makan sehari-hari dan membeli pakain. ingin main bersama teman-teman saja. masih memikirkan " cukup ga ya uangku untuk main? " . dan ingin mendekati perempuan yang aku suka aja. karena melihat kekuranganku. aku tidak berani untuk menyapanya atau mendekatinya.

    Aku jarang sekali pulang ke kampung. masih ada rasa kecewa pada orangtuaku. bila orangtuaku meneleponku atau menelepon kakaku, hanya untuk ingin bicara denganku. aku menolak untuk bicara dengan mereka. kakaku pun terkadang menegurku. tapi aku selalu menghiraukannya. aku tetap kecewa pada orangtuaku. yang tidak menginginkan untuk mewujudkan mimpiku. mereka hanya mementingkan kehidupan mereka saja. mereka tidak peduli apa keinginan anaknya.
 
*********

    Setelah bertahun-tahun dengan rasa kecewaku pada orangtuaku. kini aku sudah berusia-28. aku mulai sadar. sikapku terhadap orangtuaku salah besar. dan aku sangat menyesal. karena kesadaranku ini, ada setelah ibuku meninggal dunia.

    Sebelum ibuku meninggal dunia. ibuku sempat menjelaskan tentang mengapa dia membeli sawah dan kebun. " karena ketika nanti ibuku dan bapakku meninggal. mereka ingin meninggalkan sesuatu yang berguna untuk anaknya. hingga anak-anaknya tidak merasakan kekurangan materi. dengan itu mereka bisa tenang diakhirat kelak.. karena melihat anak-anaknya bisa hidup bahagia dengan berkecukupan materi ".

    Aku sangat bersalah sekali dan sangat menyesal tentang sikapku pada orangtuaku. Ternyata orangtua sangat peduli pada anak-anaknya. ternyata orangtuaku sangat baik. dan ternyata bertahun-tahun aku sudah mengecewakannya. aku tidak tahu berterimakasih. apakah aku termasuk anak durhaka. Maafkan Aku ya Allah.. Ibu, Bapak .. maafkan aku. aku sangat menyesal sekali.

   Ingin hidupnya maju. Ingin kaya. Ingin gaji besar. atau ingin berpenghasilan besar. tidak hanya dengan menjadi sarjana saja. ternyata masih banyak cara.


Semua Orangtua itu baik. Hanya saja... caranya yang berbeda.




Penulis
I'Pen (Idrus Cerpen)








  
     










 







  
     

       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar