Sabtu, 27 September 2014

" Rasa Bersalah Begitu Dalam "

waktu itu aku ber-umur dua puluh lima.

kau berkata padaku-"JANGAN PERNAH INGAT AKU LAGI" . munkin terlalu banyak sakit yang aku beri. ya aku akui. semua itu salahku. aku tidak pernah mengerti tentang cinta. bagaimana cara mencintai yang sejati. aku hanya bisa melakukan apa yang aku rasa. dan apa yang membuatku bahagia.

kau pantas mencaci maki diriku sepuasmu. karena itu layak buatku. luapkan semua rasa amarahmu. dan aku tidak akan melawanmu. bila kau ingin sakiti aku. lakukakanlah. bahkan bila kau ingin aku mati. bunuhlah aku. aku hanya ingin rasa kecewamu. rasa amarahmu. rasa sakitmu. hilang. dan datanglah kebahagiaan.

ya aku tahu imanmu kuat. kamu tidak akan membunuhku. karena kamu tahu bahwa itu dosa besar dan akan merugikan pada dirimu sendiri. tapi itulah penyesalanku. aku rela apa pun yang akan kamu lakukan padaku.

-----------

kau diamkan aku. aku tidak tahu. apa kau telah maafkan aku. atau tidak. rasa sesalku begitu dalam. rasa bersalahku tak pernah padam. kau tak berkata apapun. membuatku tak bisa bertahan. untuk melanjutkan hidup dengan yang lain. hingga saat itu. lebih baik aku sendiri.
lebih baik kau katakan sesuatu. caci maki saja diriku. sakiti aku. atau apapun itu. karena kau lakukan aku seperti ini. aku seperti setengah hidup setengah mati. terus memikirkanmu. dan dihantui rasa bersalahku. rasa berdosaku.

-----------

disaat aku kehilangan kontakmu. tidak tahu kamu dimana. semangat hidupku mulai redup. pikiranku selalu kacau. pekerjaanku dikantor menjadi berantakan. hingga akhirnya aku dipecat. dan menganggur. tidak lama kemudian aku jatuh sakit. dokter menyarankanku. jangan sering bergadang. jangan terlalu banyak pikiran. harus istirahat yang cukup. makan yang teratur.

Apa yang dikatakan dokter memang benar apa adanya. ya sebelumnya aku sudah jarang tidur. karena dipikiranku terlalu banyak dihantui rasa bersalahku. karena tidak ada rasa semangat. rasa lapar pun hilang.  karena terlalu sering jatuh sakit. dan tabunganku sudah mulai berkurang. akhirnya aku pulang ke rumah orang-tuaku.

dirumah orang-tuaku pun. aku tidak bisa berbuat apa-apa. aku seperti hidup sendiri. tidak terlalu banyak kata. terkadang tidak pernah bicara pada siapapun. aku lebih sering mengurung dikamarku. hingga orang-tuaku mencari orang pintar atau psikiater untuk mengobatiku. padahal aku tidak merasakan sakit atau sakit jiwa atau apapun itu namanya. aku hanya merasa bersalah terlalu dalam dan tidak tahu apa yang harus aku lakukan.

---------

sekarang umurku enam puluh. belum menikah. rambutku semua menjadi putih. wajah yang tidak terurus. tubuh kurus. sakit-sakitan. hanya bisa berbaring ditempat tidurku. dan masih memikirkan rasa bersalahku. pada perempuan yang pernah aku cintai.

maaf. aku tidak bisa menceritakan tentang rasa bersalahku. apa yang aku lakukan padanya.

semoga suatu saat nanti. bila aku meninggal. dia sudah memaafkanku.


---------

pesanku. untuk laki-laki. jangan pernah menyakiti perempuan yang sedang kamu cintai. suatu saat nanti kamu akan menyesal. dan sangat menyesal. cintailah pasanganmu dengan tulus apa adanya.

---------


Penulis
I'Pen (Idrus Cerpen)




 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar