Sabtu, 27 September 2014

" Bukan Hartaku TAPI Anakku "

" dari mana aja kamu ? , kamu tau ga... sekarang dah jam berapa ?  "  suamiku dengan wajah yang penuh dengan curiga, bertanya ketika aku masih diluar rumah.
" di kantorku lagi banyak kerjaan, jadi hari ini aku lembur lagi... "  sambil masuk ke dalam rumah .
" kenapa hari ini lebih lama dari kemarin? , anakmu tuh dari tadi nangis mulu.."
" dijalan macet " dengan jawaban yang sedikit malas karena suamiku sering bertanya seperti itu.
" macet-macet.., dah jalan kemana aj kamu ?, sama siapa aja kamu jalan ? , kamu mau selingkuh ? "  suamiku ga percaya dengan alasan apa yang aku katakan.
" ngomong apa sih kamu, aku cape tauu .. " aku langsung pergi kekamarku .
" mau kemana lo.., sini.., aku belum selesai ngomong sama lo .. " suamiku mulai berkata kasar.
" percuma aja aku ngejelasin, akhir-akhirnya kamu ga percaya juga "
  suamiku menghampiriku. menarik tanganku dan menampar wajahku.

yang menjaga anakku adalah pembantuku. tapi setelah aku atau suamiku sudah ada dirumah. pembantuku langsung pulang.

sudah sebulan ini suamiku bersikap aneh dan kasar. aku tidak tahu alasannya. apakah dia cemburu atau dia memang sudah tidak mencintaiku lagi.

###

aku mengundurkan diri dari tempat kerjaku. dan mengikuti kemauan suamiku untuk bisa fokus menjaga dan merawat anakku yang masih berumur 5 tahun .

sudah kurang lebih tiga bulan aku mengikuti keinginan suamiku. tapi sikapnya, cara bicaranya tidak jauh beda dengan sebelumnya. keegoisannya masih sama seperti disaat aku masih bekerja.

###

karena aku tidak begitu sabar, untuk menghadapi hidup dengan cara-nya. aku meminta cerai pada-nya.

dia mengijinkanku untuk bercerai. tapi dengan syarat .
bila aku memilih anakku, sebagai hak asuh sepenuhnya. harta / rumah yang selama ini sudah kami bangun bersama-sama. akan menjadi milik suamiku sepenuhnya.
dan sebaliknya, bila aku memilih harta / rumah. hak asuh anakku sepenuhnya adalah suamiku.

###

meskipun aku tidak punya uang, dan aku juga belum tahu kedepan-nya akan seperti apa . apakah nanti aku bisa menjaganya atau merawatnya dengan baik atau tidak .
tapi aku tetap mengikuti hatiku sebagai seorang ibu. aku memilih anakku, bukan hartaku.
karena bagiku, hartaku dan segalanya dalam hidupku adalah anakku.

alhamdulillah. selama dua bulan lebih. aku dibantu saudara-saudaraku untuk membiayai hidupku dan anakku.

dan sekarang. aku sudah mendapatkan pekerjaan sebagai Accounting. walaupun penghasilanku tidak begitu besar dibandingkan dengan pekerjaanku sebelumnya. tapi rasanya hatiku ini begitu sangat senang sekali. semangatku bekerja tumbuh begitu besar. karena aku sangat mencintai anakku. dan alhamdulillah juga. ibuku dengan senang hati menemani anakku diwaktu aku sedang bekerja.

###

karena dosaku, karena ibadahku.
aku percaya...
ini adalah kehidupan yang adil dan yang terbaik. yang diberikan oleh tuhan.
untuk aku dan anakku.
 ..................................




Selesai...



Penulis
I'PEN (Idrus Cerpen)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar