Rabu, 26 Juni 2013

" ISTRIKU (CINTA YANG SEMPURNA) "

sebelum menikah, aku belum pernah merasakan yang namanya 'pacaran', karena dikeluargaku, itu sudah tidak jaman lagi, pacaran akan bisa mendekatkan diriku pada dosa.

alhamdulillah, begitu pun dengan istriku, dia juga belum pernah merasakan pacaran, aku mengenal istriku lebih dekat hanya dari keluarganya dan teman-temannya. pertama aku jatuh cinta padanya, saat itu ada acara pengajian di masjid, dia adalah salah satu perempuan yang mengisi acaranya dengan membaca Al qur'an, terdengar alunan nada suaranya, yang bisa mengejukkan hatiku, sangat menyentuh sekali. esoknya 'ku mulai merindukannya, dan ingin mengenalnya.

meskipun tubuhnya sedikit gemuk, tapi senyumnya sangat manis. setelah 3 bulan aku mengenalnya, aku mulai mencintainya dan ingin melamarnya.

karena dia sedang mencari laki-laki yang serius, laki-laki yang berani melamar dan menikahinya,
aku langsung saja menceritakan tentang dia pada orang tuaku, bahwa aku mencintainya dan ingin menikahinya. alhamdulillah orangtuaku sangat setuju dengan pilihanku.

dia, 'puri ayundari' dan keluarganya menerima lamaranku, sebulan kemudian aku menikah dengannya.

6 bulan sudah kami menikmati pernikahan, kami masih mendapatkan kebahagian didalam menjalani rumah tangga.

"abi ... abi .... bangun ...bangun donk sayang" , istriku memegang kedua pipiku dengan lembut, membangunkanku.

"........." aku terbangun, terlihat wajah istriku yang bersih dengan senyuman yang membuatku gemas. 

"bentar lagi shubuh sayang ... " sambil merapihkan rambutku yang kusut, 

aku yang masih berbaring ditempat tidur, aku tersenyum padanya dan memegang kedua tangannya, lalu berkata padanya dengan perasaaan "...... I love you sayang .. "  ,

dia pun membalasnya " I love you too abi ..." , 

"........."
"........."

kami saling memandang ... dengan senyuman yang penuh dengan aura cinta . 

" sudah sana ... mandi, nanti telat loh.. " , istriku mengingatkanku untuk segera sholat shubuh.

sebelum berangkat bekerja, istriku selalu menyediakan sarapan buatku, dan selalu mempersiapkan pakaian yang aku pakai untuk bekerja.

untuk menuju tempat kerja, aku harus naik kendaraan umum 2 kali, lumayan jauh dari rumahku. aku bekerja dari jam 08.00 - s/d 17.00 . hari ini aku lembur, munkin pulang, sampai rumahku  sekitar jam 22.00, -  , yang biasanya setiap malam aku selalu makan bersama dengan istriku, tapi sekarang aku telepon istriku, untuk segera makan saja sendiri dan bila sudah ngantuk tidur saja, tak perlu menungguku.

sebelum tiba dirumah, dari halaman terlihat lampu didalam rumah masih menyala, 'ku buka pintu rumah, pintunya masih tak terkunci, aku pun bertanya-tanya, 'kenapa sudah malam begini pintu masih belum terkunci?' , tak lama kemudian terdengar suara istriku sedang membaca Al qur'an.  ternyata istriku belum tidur dan dia sengaja menungguku, hingga akhirnya kami makan malam bersama .

tahun 2001, ditempat kerjaku, ada pengurangan karyawan, dan aku salah satu karyawan yang dikeluarkan dari Perusahaan, tempatku mencari nafkah. aku sempat intropeksi diri, kenapa harus aku yang dipilih, aku rasa kerjaku baik-baik saja, aku tak punya nilai jelek di perusahaanku, dan aku pun merasa, sholatku, ibadahku masih aku jalankan, ya.. munkin ini takdirku, aku harus tetap mensyukurinya.

aku meminta maaf pada istriku, munkin dalam sebulan atau lebih, aku belum bisa memberikan nafkah materi, alhamdulillah istriku tetap masih memberi semangat padaku.

'ku coba mencari pekerjaan lagi, dalam sebulan masih belum ada panggilan dari perusahaan yang aku datangi.

dua bulan kemudian, tabunganku mulai habis, karena aku masih belum mendapatkan perkerjaan yang aku cari.

istriku punya solusi, karena dia dan aku dari lulusan pesantren, dia ingin membuka les private atau les dirumahku, mengajar anak-anak membaca Al qur'an, dan upahnya seikhlasnya saja.

setelah beberapa minggu, aku tawarkan pada tetangga-tetangga, teman-teman, alhamdulillah dalam sebulan sudah ada 5 murid anak-anak SD dan upahnya waktu itu sebulan mengajar, ada yang memberikan Rp.50,000,  Rp.100,000, Rp.150,000, .

dua bulan kemudian, dari hasil upah les, karena istriku pintar memasak, paginya, istriku berjualan nasi uduk dan gorengan didepan rumah, aku pun ikut membantunya.

satu tahun sudah kami jalani bersama, kamarku yang kosong, kami jadikan khusus tempat pengajian anak-anak, yang sekarang sudah berjumlah 56 murid.

sekarang kami masih menikmati hidup bahagia, hanya dari les mengaji dan berjualan nasi uduk, semoga berkah.

kebahagiaan ini, semua karena istriku, cinta yang sempurna.

selalu mensyukuri apa yang ada, kebahagiaan itu pasti datang ( pesan istriku ) .



Selesai ..






Tidak ada komentar:

Posting Komentar